Kiat Menjaga Keharmonisan Keluarga di Era Gadget

Senin, 07 Juli 2025 | 12:49:14 WIB
Kiat Menjaga Keharmonisan Keluarga di Era Gadget

JAKARTA - Teknologi gadget kini sudah jadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, tapi di balik kemudahan yang ditawarkannya, penggunaan gadget yang kurang bijak bisa mengancam keharmonisan keluarga. Konselor Puspaga Kota Banda Aceh, Maria Ulfa, S.Psi., M.Pd., Ph.D., mengingatkan bahwa hubungan hangat antar anggota keluarga bisa terkikis jika gadget dipakai tanpa aturan yang jelas.

Dalam diskusi di RRI yang membahas perempuan dan anak, Maria Ulfa mengungkapkan perubahan pola interaksi keluarga saat ini. “Momen makan malam yang seharusnya jadi waktu saling bercerita, kini sering tergantikan oleh orang tua dan anak yang sama-sama sibuk dengan HP,” ujarnya. Fenomena ini menggambarkan bagaimana teknologi, meski sangat membantu, dapat menjadi penghalang komunikasi jika tidak dikelola dengan baik.

Menurut Maria, kunci menjaga komunikasi keluarga adalah menyelaraskan penggunaan gadget dengan kebutuhan membangun bonding antar anggota keluarga. Ia menyarankan agar setiap keluarga membuat aturan sederhana seperti menyediakan waktu 15–30 menit setiap hari tanpa gadget. “Gunakan waktu itu untuk ngobrol, diskusi, atau membaca Al-Qur’an bersama,” katanya. Aktivitas ini diyakini memperkuat ikatan emosional dalam keluarga.

Aturan tanpa gadget bukan hanya soal mengurangi paparan layar, melainkan juga memberi ruang agar keluarga saling mendengar dan berbagi cerita. Kebiasaan ini penting untuk mencegah jarak emosional yang sering terjadi ketika setiap anggota sibuk dengan dunianya masing-masing. “Keharmonisan itu dibentuk, bukan ditunggu,” tegas Maria, menegaskan perlunya usaha aktif dalam menjaga kualitas hubungan keluarga.

Peran Orang Tua dan Langkah Praktis Menjaga Komunikasi

Maria juga memberikan ide praktis untuk memperkuat komunikasi keluarga, seperti membuat jadwal ngobrol rutin. “Misalnya, menggunakan grup WhatsApp keluarga untuk menanyakan kapan anak-anak punya waktu luang, lalu orang tua menyesuaikan jadwal,” ujarnya. Dengan cara ini, komunikasi menjadi lebih terencana dan setiap anggota keluarga merasa dihargai.

Tidak kalah penting, orang tua harus menjadi contoh utama dalam penggunaan gadget yang bijak. Jika orang tua mampu membatasi diri dan menjalankan aturan bersama, anak-anak akan lebih mudah meniru perilaku positif tersebut. “Orang tua harus menunjukkan contoh, bukan hanya membuat aturan tapi juga menjalankan bersama-sama,” tutur Maria.

Selain momen makan malam, waktu tanpa gadget juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bersama seperti membaca kitab suci atau berdiskusi ringan tentang aktivitas sehari-hari. Aktivitas sederhana ini sangat efektif dalam meningkatkan keakraban dan membangun komunikasi sehat antar anggota keluarga.

Pengaruh negatif penggunaan gadget yang berlebihan dalam keluarga tidak bisa dianggap remeh. Banyak keluarga yang mengalami penurunan kualitas hubungan akibat minimnya interaksi langsung. Saat setiap anggota sibuk dengan ponselnya masing-masing, ruang dialog dan saling pengertian menyusut, berpotensi menimbulkan rasa kesepian dan jarak emosional.

Namun, Maria menegaskan bahwa teknologi sendiri bukan musuh. Dengan pengaturan yang tepat, gadget bisa menjadi alat bantu komunikasi, sumber belajar, dan hiburan yang bermanfaat. Tantangannya adalah bagaimana keluarga dapat menyeimbangkan pemanfaatan teknologi dan menjaga momen kebersamaan berkualitas.

Langkah sederhana seperti aturan waktu tanpa gadget dan jadwal ngobrol keluarga merupakan solusi efektif menghadapi tantangan ini. Kunci keberhasilannya terletak pada konsistensi dan kesadaran seluruh anggota keluarga untuk menjalankan bersama.

Orang tua memiliki peran sentral sebagai penggerak perubahan, bukan hanya sebagai pembuat aturan tapi juga teladan dalam penggunaan gadget sehat dan bertanggung jawab. Dengan demikian, anak-anak akan tumbuh dengan pola penggunaan gadget seimbang tanpa mengorbankan hubungan sosial dan emosional keluarga.

Mempertahankan keharmonisan keluarga di era digital memang menantang, tapi dengan kesadaran dan tindakan nyata, keluarga tetap bisa menjadi tempat teraman dan terhangat bagi semua. Gadget boleh hadir, tapi jangan sampai menggantikan kehadiran nyata dan komunikasi hangat antar anggota keluarga.

Terkini