JAKARTA - Berwisata tak lagi sekadar bersantai menikmati pemandangan. Kini, banyak orang mulai mencari pengalaman berbeda melalui wisata edukasi berbasis alam, di mana rekreasi menyatu dengan pembelajaran mengenai lingkungan, konservasi satwa, hingga budaya lokal. Indonesia, dengan kekayaan alamnya, menawarkan banyak destinasi ekowisata yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga mengajarkan arti menjaga kelestarian.
Tiga destinasi berikut bisa menjadi inspirasi untuk mengisi liburan sambil belajar dari alam Indonesia. Dari sabana luas di Baluran, pulau tropis di Kepulauan Seribu, hingga desa wisata berbasis kearifan lokal di Gunungkidul, semuanya menghadirkan pengalaman yang penuh makna.
1. Taman Nasional Baluran, “Africa van Java” yang Sarat Edukasi
Taman Nasional Baluran di perbatasan Banyuwangi–Situbondo, Jawa Timur, terkenal sebagai “Africa van Java” berkat bentang sabananya yang luas menyerupai padang Afrika. Luasnya mencapai 25.000 hektar, mencakup ekosistem savana, hutan pantai, mangrove, hingga hutan dataran rendah. Salah satu spot yang wajib dikunjungi adalah Savana Bekol, tempat wisatawan bisa melihat banteng, rusa, merak, monyet, dan reptil yang hidup bebas di alam liar.
Ikon lainnya adalah fosil kepala banteng, yang menjadi simbol keberadaan banteng Jawa sebagai satwa penting dalam konservasi.
Bagi pecinta alam, Baluran menawarkan program Patrol With Ranger, di mana pengunjung bisa ikut merasakan pengalaman mendampingi ranger melakukan patroli, memantau satwa, birdwatching, tracking, hingga motor trail. Program ini sangat edukatif, mengajarkan pentingnya pengendalian vegetasi invasif dan restorasi habitat banteng Jawa.
Taman Nasional Baluran buka setiap hari pukul 07.30–16.00 WIB. Harga tiket masuk berkisar Rp16.000–Rp18.500 untuk wisatawan lokal, sedangkan turis mancanegara dikenai Rp165.000–Rp240.000. Tambahan retribusi kendaraan mulai dari Rp5.000 untuk roda dua hingga Rp50.000 untuk bus.
2. Pulau Pramuka, Belajar Konservasi Laut di Kepulauan Seribu
Hanya dua jam perjalanan laut dari Jakarta, Pulau Pramuka di Taman Nasional Kepulauan Seribu menghadirkan pengalaman wisata tropis yang berpadu dengan konservasi. Di sinilah pengunjung bisa menyaksikan penangkaran penyu sisik, mempelajari siklus hidupnya, hingga ikut serta melepas tukik ke laut.
Selain penyu, ada pula konservasi Elang Bondol, transplantasi terumbu karang, dan penanaman mangrove yang dapat diikuti langsung oleh wisatawan. Aktivitas ini memberi pemahaman nyata tentang pentingnya menjaga ekosistem laut dan pesisir.
Pulau Pramuka juga tetap menjaga budaya lokal melalui atraksi seperti Tari Bubu dan Silat Mandar. Kombinasi wisata alam dan budaya ini menjadikan pengalaman semakin berkesan.
Untuk menuju Pulau Pramuka, tersedia kapal dari Marina Ancol atau Muara Angke dengan tarif Rp50.000–Rp150.000 tergantung jenis kapal. Di sinilah wisatawan bisa merasakan keseimbangan antara rekreasi dan edukasi lingkungan dalam satu perjalanan singkat dari ibu kota.
3. Desa Wisata Nglanggeran, Gunungkidul
Berbeda dari dua destinasi sebelumnya, Desa Wisata Nglanggeran di Gunungkidul menghadirkan edukasi berbasis kearifan lokal. Desa ini populer berkat Gunung Api Purba Nglanggeran, tetapi daya tariknya juga terletak pada aktivitas yang mendekatkan wisatawan dengan kehidupan masyarakat.
Di sini, pengunjung bisa belajar tentang pengelolaan embung untuk irigasi kebun buah, mengikuti proses pembuatan cokelat dari kakao hasil perkebunan warga, hingga menyaksikan praktik pertanian organik. Bagi pencinta alam, terdapat Air Terjun Kedung Kandang yang eksotis di musim hujan.
Desa Nglanggeran menyediakan homestay bagi wisatawan yang ingin live-in bersama warga. Tersedia sekitar 80 homestay yang sering digunakan untuk kegiatan wisata edukasi sekolah atau keluarga. Menariknya, desa ini juga telah menerapkan e-ticketing, mendukung wisata ramah lingkungan dan transparansi pengelolaan.
Lokasinya dapat ditempuh sekitar 1 jam dari Yogyakarta, dengan tiket masuk Rp15.000–Rp20.000. Paket wisata edukasi seperti belajar membuat cokelat atau pertanian organik ditawarkan mulai Rp25.000–Rp75.000.
Belajar dari Alam, Menjaga Masa Depan
Wisata alam edukatif memberi pengalaman lebih dari sekadar hiburan. Taman Nasional Baluran, Pulau Pramuka, dan Desa Wisata Nglanggeran membuktikan bahwa alam Indonesia bisa menjadi ruang belajar yang hidup, menumbuhkan kepedulian pada lingkungan sekaligus mendukung masyarakat lokal.
Dengan berwisata sambil belajar, kita bukan hanya menikmati keindahan alam, tapi juga ikut berperan menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang.