JAKARTA - Industri pertambangan di Indonesia tengah memasuki babak baru yang lebih inklusif. Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) melalui anak usahanya, PT Vale Indonesia Tbk, menunjukkan bahwa hilirisasi nikel tidak hanya soal pembangunan industri, tetapi juga mampu membawa manfaat langsung bagi masyarakat.
Proyek besar bernama Indonesia Growth Project (IGP) menjadi bukti nyata. Beroperasi di Pomalaa, Sorowako, dan Morowali, proyek ini berhasil menyerap ribuan tenaga kerja lokal. Kehadiran IGP membuktikan bahwa pengembangan sumber daya alam dapat berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Ribuan Tenaga Kerja Lokal Terserap
Salah satu dampak paling menonjol dari proyek IGP adalah penciptaan lapangan kerja. Hingga kini, lebih dari 8.270 orang telah bekerja secara langsung dalam proyek tersebut, dengan ribuan lainnya ikut merasakan dampak tidak langsung.
Rincian perekrutan menunjukkan keberpihakan besar pada tenaga kerja lokal. Di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, proyek ini merekrut 4.156 pekerja, dengan 70% atau 2.894 orang merupakan warga sekitar.
Di Sorowako, proyek IGP Sorowako Limonite (Sorlim) menyerap 381 tenaga kerja, di mana 93% atau 355 orang berasal dari daerah setempat. Sementara di Morowali, Sulawesi Tengah, terdapat 3.735 pekerja yang terserap ke dalam proyek ini.
Komitmen Inklusif dan Multiplier Effect
Corporate Secretary MIND ID, Pria Utama, menegaskan bahwa program ini dirancang untuk menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat. Dampak tersebut tidak hanya berupa lapangan kerja, tetapi juga efek berantai terhadap ekonomi lokal.
“Program ini memberikan multiplier effect yang langsung terasa di masyarakat, terutama melalui penyediaan kesempatan kerja dan peningkatan ekonomi daerah,” jelasnya.
Dengan melibatkan masyarakat sekitar, MIND ID ingin memastikan hilirisasi nikel tidak menjadi proyek eksklusif, melainkan mendorong pertumbuhan yang merata.
Peran PT Vale Indonesia dalam Pemberdayaan SDM
Tidak hanya lewat proyek IGP, PT Vale Indonesia Tbk juga menunjukkan komitmen kuat dalam memberdayakan sumber daya manusia lokal. Pada tahun 2024, sebanyak 83% atau 2.516 orang dari total 3.038 karyawan adalah warga lokal.
Yang lebih membanggakan, 335 karyawan lokal berhasil menduduki posisi manajerial. Angka ini setara dengan 13,1% dari total karyawan lokal dan mencakup 45,33% dari seluruh posisi manajerial di perusahaan.
Hal tersebut menjadi bukti kepercayaan perusahaan terhadap kapasitas tenaga kerja daerah, sekaligus membuka ruang bagi mereka untuk berkontribusi lebih besar dalam operasional perusahaan.
Pelatihan dan Pengembangan Berkelanjutan
Selain memberi kesempatan kerja, MIND ID juga fokus pada peningkatan kualitas SDM lokal melalui program pelatihan berkelanjutan. Menurut Pria Utama, hal ini merupakan langkah penting agar masyarakat tidak hanya menjadi tenaga kerja, tetapi juga tenaga ahli yang bisa naik ke level lebih tinggi.
“Indonesia memiliki potensi alam, dan juga potensi sumber daya manusia lokal berkualitas yang besar,” ujarnya.
Dengan berbagai program pelatihan, karyawan lokal didorong untuk memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri pertambangan modern.
Mendukung Visi Indonesia Emas 2045
Langkah yang ditempuh MIND ID dan PT Vale Indonesia sejalan dengan program Asta Cita Presiden untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Fokus pada hilirisasi mineral tidak hanya meningkatkan nilai tambah komoditas, tetapi juga menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah.
Hilirisasi nikel menjadi bukti bahwa pembangunan industri bisa dilakukan dengan pendekatan inklusif. Pertumbuhan ekonomi tidak hanya dinikmati di pusat, melainkan juga menyentuh masyarakat yang berada di sekitar area operasi.
Proyek Indonesia Growth Project (IGP) menjadi tonggak penting dalam perjalanan industri nikel di Tanah Air. Dengan menyerap ribuan tenaga kerja lokal, memberdayakan masyarakat, hingga menempatkan banyak karyawan lokal di posisi manajerial, MIND ID menunjukkan bahwa pembangunan industri bisa selaras dengan kesejahteraan.
Komitmen ini menjadi wujud nyata hilirisasi yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga pada keberlanjutan ekonomi dan sosial masyarakat. Jika langkah ini terus dijalankan, cita-cita menuju Indonesia Emas 2045 bukan hanya sekadar mimpi, melainkan tujuan yang semakin nyata.