5 Makanan Anak yang Diam-Diam Merusak Jantung

Rabu, 24 September 2025 | 10:02:20 WIB
5 Makanan Anak yang Diam-Diam Merusak Jantung

JAKARTA - Kesehatan jantung anak sering kali luput dari perhatian, padahal organ vital ini berperan besar dalam menjaga kehidupan. Banyak orang tua berusaha memastikan anak mendapatkan asupan yang cukup, namun tidak selalu menyadari bahwa beberapa makanan sehari-hari justru berisiko merusak fungsi jantung.

Ahli jantung Dr. Sanjay Bhojraj menekankan bahwa pola makan buruk sejak dini bisa menjadi pintu masuk bagi berbagai penyakit jantung. Makanan tinggi garam, tinggi lemak, maupun olahan pabrikan berkontribusi terhadap terbentuknya plak di arteri yang menghambat aliran darah ke seluruh tubuh.

Kesadaran akan risiko ini menjadi penting. Dengan mengetahui jenis makanan apa saja yang sebaiknya dihindari, orang tua bisa membantu menjaga jantung anak tetap sehat hingga dewasa.

Popcorn Microwave yang Sarat Bahan Kimia

Popcorn instan dari microwave memang terlihat praktis dan digemari anak. Namun, di balik kemudahan itu terkandung bahaya tersembunyi. Kantong popcorn biasanya dilapisi zat kimia beracun seperti perfluoroalkil dan polifluoroalkil (PFAS) yang dikenal dapat menekan sistem imun dan bahkan dikaitkan dengan cacat lahir.

Tidak hanya itu, perasa mentega buatan pada popcorn dapat mengandung senyawa yang berisiko merusak paru-paru. Karena itulah, popcorn instan sebaiknya tidak menjadi pilihan. Alternatif yang lebih sehat adalah membuat popcorn sendiri menggunakan teknik air-popped atau udara panas tanpa minyak tambahan.

Yogurt Beraroma Penuh Gula

Yogurt kerap dianggap sehat, apalagi yang sering dipasarkan untuk anak-anak dengan klaim kaya protein. Sayangnya, yogurt beraroma justru mengandung gula tambahan tinggi dan pewarna buatan. Konsumsi berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah, bahkan dalam porsi yang tampak kecil.

Lebih buruk lagi, anak-anak cenderung mengonsumsi lebih dari satu cup kecil karena porsinya yang minim, sehingga kadar gula yang masuk menjadi berlipat ganda. Cara terbaik adalah memilih yogurt tawar, lalu menambahkannya dengan buah segar dan sedikit madu. Rasanya tetap enak dan jauh lebih ramah untuk jantung.

Bahaya Daging Olahan: Sosis dan Nugget

Daging olahan seperti sosis, nugget, dan hot dog menjadi favorit anak karena praktis dan lezat. Namun, jenis makanan ini justru termasuk yang paling berbahaya bagi kesehatan jantung. Kandungan garam tinggi serta lemak jenuh bisa menimbulkan gangguan serius bila dikonsumsi terus-menerus.

Dr. Bhojraj mengingatkan, senyawa berbahaya dalam daging olahan dapat mengganggu fungsi oksida nitrat yang penting untuk menjaga tekanan darah dan kesehatan pembuluh darah. Kerusakan pada fungsi endotel juga meningkatkan risiko penumpukan kolesterol di arteri. Maka, mengurangi bahkan menghindari makanan olahan adalah langkah bijak untuk kesehatan anak.

Sereal dan Minuman Manis

Sarapan dengan sereal manis atau minuman kemasan kerap dianggap praktis. Namun, menurut pakar metabolisme Dr. Robert Lustig, rata-rata sarapan anak justru mengandung lebih banyak gula daripada yang bisa diproses tubuh mereka dalam tiga hari.

Kelebihan gula tidak hanya merusak kesehatan jantung, tetapi juga dapat menurunkan fungsi kognitif anak. Bagaimana mungkin mereka bisa fokus belajar jika tubuh kelebihan gula? Untuk itu, sebaiknya ganti menu sarapan dengan buah, telur, sayuran, atau smoothie yang kaya serat dan lemak sehat.

Risiko Makanan yang Digoreng

Makanan gorengan adalah favorit banyak anak, tetapi juga salah satu musuh terbesar jantung. Proses penggorengan dengan minyak industri yang digunakan berulang kali meningkatkan kandungan lemak berbahaya. Makanan tersebut kemudian menyerap lemak, menambah kalori, dan berisiko memicu obesitas.

Obesitas menjadi salah satu faktor utama penyakit jantung. Karena itu, mengurangi gorengan sangat dianjurkan. Alternatif lebih sehat adalah menggunakan air fryer untuk membuat makanan renyah seperti kentang atau keripik sayuran, tanpa risiko minyak berlebihan.

Pentingnya Kesadaran Orang Tua

Anak-anak sering kali tidak tahu mana makanan yang sehat dan mana yang berisiko. Tugas orang tualah yang harus lebih jeli dalam memilih. Mengizinkan anak mengonsumsi makanan praktis sesekali boleh saja, tetapi menjadikannya kebiasaan harian bisa berdampak buruk jangka panjang.

Dengan mengganti makanan berbahaya dengan alternatif sehat, orang tua dapat membantu menjaga kesehatan jantung anak sejak dini. Langkah sederhana ini tidak hanya melindungi mereka dari risiko penyakit jantung, tetapi juga membentuk pola makan sehat yang bisa dibawa hingga dewasa.

Terkini