JAKARTA - Kasus korupsi emas Antam palsu seberat 109 ton baru-baru ini menggemparkan pasar logam mulia. Hal ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih cermat dalam membeli emas. Penting bagi investor maupun kolektor mengetahui cara membedakan emas asli dan palsu agar terhindar dari kerugian.
Kejaksaan Agung telah menetapkan enam mantan General Manager Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (UB-PPLM) PT Antam Tbk sebagai tersangka. Mereka diduga terlibat pemalsuan emas Antam selama periode 2010-2021. Kasus ini memperkuat kebutuhan masyarakat untuk memahami tanda-tanda emas asli.
Ciri Fisik dan Sifat Emas
Langkah pertama untuk memastikan keaslian emas adalah memperhatikan ciri fisiknya. Emas batangan atau murni biasanya memiliki cap atau stempel yang menandakan kadar emas, seperti 10k, 18k, dan 24k. Ciri ini menjadi identitas legal yang memudahkan pengecekan.
Selain itu, emas asli bersifat non-magnetis. Artinya, jika didekatkan dengan magnet, emas tidak akan tertarik. Sebaliknya, emas palsu seringkali mengandung logam lain yang bersifat magnetis. Tes ini sederhana namun cukup efektif sebagai pemeriksaan awal.
Emas murni juga tidak bersifat korosif. Bahan pelapis emas palsu bisa luntur seiring waktu, sedangkan emas asli tetap stabil. Cara mudah untuk mengetahuinya adalah dengan menggosok emas di lengan. Jika warnanya berubah atau memudar, kemungkinan besar emas tersebut palsu.
Uji Fisik dan Kimia
Gosok permukaan emas dengan jari juga dapat menjadi indikator keaslian. Warna yang tidak seragam atau pudar menandakan emas campuran. Emas asli mempertahankan warna dan kilauannya meski digosok berulang kali.
Ciri lainnya adalah bau. Emas asli tidak memiliki aroma amis, berbeda dengan logam kuningan atau tembaga. Bahkan jika direndam dalam air, emas asli tetap stabil tanpa perubahan warna atau bau.
Emas asli merupakan logam lunak. Semakin tinggi kadar karat, semakin lunak teksturnya. Cara sederhana untuk menguji ini adalah dengan menggigit sedikit area emas batangan. Jika muncul bekas gigitan, emas dipastikan asli. Jika tidak, kemungkinan besar merupakan emas campuran.
Pengujian kimia juga umum dilakukan, terutama oleh penjual emas profesional. Teteskan asam nitrat ke permukaan emas dan perhatikan reaksinya. Emas asli tetap stabil, sedangkan emas palsu akan berubah warna—misalnya menjadi hijau jika terlapisi besi atau putih susu jika lapisan perak.
Selain itu, pengujian goresan di keramik atau kertas bisa dilakukan. Emas asli biasanya tidak meninggalkan bekas goresan, meski metode ini berpotensi merusak permukaan emas jika tidak hati-hati.
Verifikasi Profesional dan Digital
Langkah paling aman adalah membawa emas ke toko emas terpercaya. Petugas dapat mengecek keaslian dan kadar emas menggunakan alat profesional. Ini menjadi metode yang paling andal bagi pemula maupun investor serius.
Teknologi juga memudahkan pengecekan keaslian emas. Aplikasi seperti CertiEye memungkinkan masyarakat memverifikasi apakah emas batangan yang dimiliki asli atau palsu. Dengan memanfaatkan aplikasi ini, proses verifikasi menjadi lebih cepat dan praktis.
Masyarakat disarankan untuk tidak membeli emas dari sumber yang tidak jelas. Selalu pilih toko resmi dan periksa sertifikat keaslian. Hal ini penting agar investasi tetap aman dan nilai emas tetap terjaga.
Selain itu, edukasi mengenai ciri-ciri emas asli perlu diperkuat, terutama bagi investor baru. Pengetahuan ini membantu masyarakat menghindari kerugian akibat membeli emas palsu yang tersebar di pasar.
Kasus 109 ton emas Antam palsu menjadi pengingat bahwa keamanan dan kehati-hatian sangat penting. Memahami karakter fisik, sifat kimia, dan teknologi verifikasi modern dapat membantu masyarakat memastikan emas yang dimiliki benar-benar bernilai.
Dengan langkah-langkah sederhana ini, masyarakat dapat tetap percaya diri berinvestasi di emas. Mengedepankan kehati-hatian akan mencegah risiko kerugian sekaligus menjaga kepercayaan terhadap logam mulia sebagai aset investasi jangka panjang.