JAKARTA - Alun-Alun Surabaya bukan hanya dikenal sebagai pusat aktivitas masyarakat dan ruang terbuka yang ramai, tetapi juga menjadi titik temu berbagai cita rasa kuliner. Dari hidangan tradisional yang melegenda hingga sajian modern yang tengah digemari anak muda, semua bisa ditemukan hanya dengan berjalan kaki di sekitar kawasan ini.
Keberadaan kuliner di sekitar Alun-Alun seolah menjadi daya tarik tambahan yang membuat pengunjung betah berlama-lama. Bukan hanya warga lokal, wisatawan pun kerap menjadikan kawasan ini sebagai destinasi kuliner. Setiap sudut menghadirkan pengalaman rasa yang berbeda, mulai dari menu sarat sejarah hingga makanan kekinian yang sedang tren.
Di tahun 2025, popularitas kuliner sekitar Alun-Alun Surabaya semakin meningkat. Banyak tempat makan tetap setia dengan resep lama, sementara sebagian lain hadir dengan inovasi baru untuk menarik minat generasi muda. Berikut beberapa pilihan kuliner yang layak Anda coba saat berkunjung.
Kuliner Legendaris yang Masih Bertahan
Salah satu ikon kuliner Surabaya adalah Rawon Setan Mbak Endang di Jalan Embong Malang No. 78/I. Kuah hitam pekat khas kluwek dengan daging sapi empuk menjadikan rawon ini digemari lintas generasi. Dulu, tempat ini hanya buka malam hari, namun kini sudah melayani pelanggan dari pukul 07.00 hingga 22.00. Harga seporsi rawon berkisar Rp35.000 hingga Rp55.000.
Tidak kalah populer, ada Lontong Balap Garuda Pak Gendut yang sudah hadir sejak 1950-an di Jalan Kranggan No. 60. Hidangan lontong, tauge, tahu, dan lentho berpadu dalam kuah segar, ditambah petis khas Surabaya yang jadi ciri khasnya. Buka dari pukul 09.00 sampai 21.00, harga lontong balap di sini mulai Rp15.000 hingga Rp25.000.
Pecinta rujak bisa mampir ke Rujak Cingur Genteng Durasim di Jalan Genteng Durasim No. 29. Rujak ini terkenal dengan bumbu petis kental yang berpadu dengan cingur segar, sayuran, buah, dan lontong. Tempat ini buka pukul 09.00 hingga 21.00, dengan harga Rp20.000 sampai Rp35.000.
Ada pula Sate Klopo Ondomohen Bu Asih di Jalan Walikota Mustajab No. 36. Perpaduan daging dengan kelapa parut yang dibakar menghasilkan aroma khas yang gurih. Pilihan menunya beragam, mulai sate ayam, daging sapi, hingga sumsum. Harga per porsi berkisar Rp31.000 sampai Rp45.000, buka dari pukul 07.00 hingga 22.00.
Suasana Nostalgia yang Menghangatkan
Jika ingin menikmati nuansa tempo dulu, Es Krim Zangrandi menjadi pilihan tepat. Berdiri sejak tahun 1930-an, tempat ini masih mempertahankan nuansa kolonial yang khas. Menu favorit seperti Tutti Frutti dan Banana Split tetap diminati hingga kini. Berlokasi di Jalan Yos Sudarso No. 15, buka pukul 10.00–22.00, dengan harga Rp30.000 hingga Rp50.000.
Tak jauh dari Alun-Alun, ada Depot Anda Fit yang menyajikan masakan rumahan seperti rawon, sop buntut, dan garang asem. Lokasinya strategis, mudah diakses, dan buka pukul 08.00–21.00 setiap hari. Harga makanan di sini mulai Rp25.000 hingga Rp40.000.
Pilihan lain adalah Rawon dan Pecel Ponorogo Hj Boeyatin, yang berdiri sejak 1965. Berlokasi di tepi Kalimas, pengunjung bisa menikmati pemandangan indah sambil menyantap rawon dan pecel. Tempat ini buka pukul 06.00–20.00 dengan harga Rp20.000 sampai Rp35.000.
Bagi yang ingin kombinasi unik, ada Es Teler dan Bakso Tanjung Anom di Jalan Taman Apsari No. 7. Bakso sapi hangat berpadu dengan es teler segar membuat menu ini tetap populer. Harga per porsi Rp18.000 hingga Rp35.000, buka pukul 11.00–21.00.
Hidangan Malam Hari yang Menggugah Selera
Menjelang malam, kawasan sekitar Alun-Alun semakin ramai dengan jajanan kaki lima. Salah satunya adalah Nasi Goreng Pak Kumis Joko Dolog di Jalan Taman Apsari No. 25. Porsinya besar dengan rasa krengsengan khas, buka pukul 17.00–00.00, harga Rp13.000 hingga Rp25.000.
Ada juga Sego Sambel Mak Yeye di Jalan Jagir Wonokromo Wetan No. 12. Nasi hangat, sambal pedas, dan lauk ikan pari menjadi kombinasi andalan. Antrean panjang hampir selalu terlihat sejak dibuka pukul 22.00 hingga 04.00. Harga menunya Rp20.000–Rp35.000.
Bagi penggemar tahu tek, Tahu Tek Pak Jayen di Jalan Dinoyo No. 147 menawarkan rasa khas Surabaya. Campuran tahu goreng, lontong, tauge, dan bumbu kacang petis sederhana tapi bikin rindu. Harga Rp12.000–Rp20.000, buka pukul 18.00–00.00.
Pilihan lainnya adalah Nasi Cumi Pasar Atom yang terkenal dengan cumi tinta hitamnya. Lauk pelengkap seperti tempe, telur, dan perkedel membuatnya makin nikmat. Buka pukul 18.00–02.00 dengan harga Rp20.000–Rp40.000.
Tempat Kekinian Favorit Anak Muda
Untuk suasana lebih modern, Foodcourt Alun-Alun Surabaya bisa jadi pilihan. Berada di basement, tempat ini menawarkan banyak pilihan kuliner dengan harga Rp15.000–Rp35.000. Jam buka pukul 10.00–21.00 setiap hari.
Di Jalan Tunjungan, ada Street Bites Tunjungan yang menghadirkan jajanan street food modern seperti burger, kebab, dan minuman kekinian. Buka pukul 16.00–23.00 dengan harga Rp20.000–Rp40.000.
Sementara bagi yang ingin suasana lebih elegan, Grandin Restaurant di Jalan Kayoon No. 4–10 menghadirkan menu variatif, mulai dari nusantara, Asia, hingga Western. Suasananya nyaman dan cocok untuk keluarga maupun kolega.
Kuliner Tradisional yang Tetap Dicari
Selain yang modern, kuliner khas Surabaya tetap punya penggemar setia. Soto Ayam Cak To di Jalan Embong Malang No. 78B terkenal dengan kuah bening segar dan suwiran ayam kampungnya. Buka pukul 06.00–14.00, harga Rp15.000–Rp25.000.
Lalu ada Pecel Semanggi Suroboyo di Jalan Raya Wonokromo, yang menyajikan daun semanggi rebus dengan bumbu kacang kental serta kerupuk puli. Harganya Rp10.000–Rp20.000, buka pukul 10.00–17.00.
Terakhir, ada Nasi Campur Tambak Bayan di Jalan Tambak Bayan Tengah No. 82. Hidangan nasi campur dengan lauk khas Tionghoa seperti babi merah, siobak, dan lapciong sudah dikenal sejak lama. Harga Rp30.000–Rp50.000, buka pukul 09.00–21.00.
Menyatu dengan Kehidupan Kota
Dari pilihan yang ada, jelas bahwa kuliner di sekitar Alun-Alun Surabaya bukan sekadar pelengkap wisata, melainkan bagian penting dari denyut kehidupan kota. Setiap makanan memiliki kisahnya sendiri, mulai dari yang bertahan puluhan tahun hingga yang baru populer di kalangan muda.
Bagi siapa saja yang datang ke Surabaya, menikmati sajian di sekitar Alun-Alun menjadi pengalaman wajib. Di sinilah rasa, sejarah, dan suasana kota berpadu dalam satu mangkuk, satu piring, atau satu gigitan yang penuh cerita.