Mega Proyek Tol Demak sampai Tuban: 180,58 Kilometer Pembangunan yang Menyatu dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur

Jumat, 27 Desember 2024 | 09:57:02 WIB
Mega Proyek Tol Demak-Tuban: 180,58 Kilometer Pembangunan yang Menyatu dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur

TUBAN – Proyek pembangunan infrastruktur terus bergerak maju di Indonesia, dan kali ini giliran Jalan Tol Demak-Tuban yang menjadi sorotan. Dengan panjang mencapai 180,58 kilometer, proyek ini tidak hanya akan menjadi penghubung strategis antara Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap wilayah-wilayah yang dilaluinya. Didanai dengan anggaran mencapai Rp 45,71 triliun, proyek ini diharapkan menjadikan transportasi lebih efisien dan memacu pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.

Jalan Tol Demak-Tuban merupakan bagian dari megaproyek tol nasional yang dirancang untuk meningkatkan konektivitas di Pulau Jawa. Jalan tol ini akan menghubungkan dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur, melintasi Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Tuban. Yang menarik dari proyek ini adalah jalur tol yang nantinya akan terhubung dengan Jalan Tol Semarang-Demak di titik awal dan Jalan Tol Tuban-Lamongan-Gresik di titik akhirnya, menjadikannya bagian integral dari jaringan Tol Lintas Pantai Utara.

Menurut data resmi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dana sebesar Rp 45,71 triliun akan dialokasikan untuk proyek ini. Dari total anggaran tersebut, Rp 2,68 triliun akan digunakan untuk pembebasan lahan. "Pembebasan lahan menjadi fokus kami untuk memastikan semua proses berjalan lancar tanpa hambatan yang berarti," ujar seorang pejabat dari Kementerian PUPR. Sisanya, sebesar Rp 32,46 triliun, dialokasikan untuk kebutuhan konstruksi fisik jalan tol.

Di wilayah Kabupaten Tuban sendiri, sekitar 40 desa di lima kecamatan akan terkena dampak proyek ini. Beberapa desa yang akan terdampak diantaranya adalah Desa Belikanget, Desa Cokrowati, Desa Mander, dan Desa Plajan di Kecamatan Tambakboyo. Ini menempatkan masyarakat setempat dalam posisi yang harus beradaptasi dengan perubahan masif yang dihadirkan oleh konstruksi infrastruktur ini.

Konstruksi jalan tol ini akan dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama dijadwalkan akan dimulai pada kuartal ketiga tahun 2024 dan direncanakan selesai pada kuartal kedua tahun 2026. Tahap kedua dijadwalkan akan dimulai pada kuartal pertama tahun 2027 dan diharapkan selesai pada kuartal keempat tahun 2028. "Kami telah menyusun jadwal yang ketat untuk memastikan proyek ini selesai tepat waktu dan bisa segera memberikan manfaat bagi masyarakat," tambah pejabat tersebut.

Dari segi desain, jalan tol ini direncanakan memiliki 2x2 lajur dengan lebar lajur 2,6 meter. Sementara itu, lebar bahu dalam dan luar jalan masing-masing adalah 1,5 meter dan 3 meter. Lebar median, termasuk bahu dalam, dirancang sebesar 5,5 meter. Lebar ruang milik jalan (rumija) ditargetkan minimal 80 meter, dengan lebar zona bebas di jalan utama adalah 9 meter.

Jalan Tol Demak-Tuban diharapkan dapat mengangkut sekitar 12.300 kendaraan per hari saat beroperasi pada tahun 2026. Proyek ini tidak hanya diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi melalui efisiensi transportasi, tetapi juga mendukung pengembangan pariwisata dan mobilitas penduduk di kedua provinsi yang dihubungkannya.

Namun, setiap proyek besar tentu datang dengan tantangannya sendiri. Banyak warga lokal yang akan terpengaruh oleh pembebasan lahan dan konstruksi yang terjadi di sekitar mereka. Kementerian PUPR mengakui hal ini dan berkomitmen untuk memastikan bahwa kompensasi yang adil dan layak diberikan kepada masyarakat terdampak, serta melibatkan mereka dalam proses keputusan yang berhubungan dengan proyek. "Kami berkomitmen untuk menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk masyarakat setempat, agar proyek ini bisa membawa manfaat bagi semua pihak," ujar seorang perwakilan kementerian.

Sebagai bagian dari jaringan Tol Trans Jawa, Jalan Tol Demak-Tuban adalah simbol dari upaya pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur dan konektivitas di Indonesia, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan penyelesaian yang direncanakan pada 2028, proyek ini diatur untuk mengubah lanskap transportasi regional dan menjadi infrastruktur vital bagi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Terkini