BANDUNG – Sebanyak 20 siswa dari Kursus Bravo Angkatan ke-18 TNI AU melakukan Latihan Praktis (Lattis) yang memacu adrenalin, dengan tema "Pembebasan Sandera dan Serbuan Kereta Api". Berlokasi di Depo Pemeliharaan PT Kereta Api Indonesia (KAI), Daop 2 Bandung, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya peningkatan kemampuan siswa dalam menghadapi skenario krisis dan operasi militer khusus.
Latihan ini merupakan salah satu program penting dalam pendidikan yang diselenggarakan oleh Wingdik 800/Pasgat, bertujuan untuk mempersiapkan para siswa menghadapi situasi darurat yang dapat terjadi di medan operasi nyata. Dengan skenario yang simulasikan, para siswa menghadapi tugas rumit untuk membebaskan sandera dari kereta api yang "dibajak" oleh pihak musuh. Kondisi tersebut menuntut mereka untuk menampilkan kemampuan infiltrasi dan taktik serbuan dengan cepat dan terkoordinasi.
Letkol Pas Doni Herriyanto, S.Kom., Komandan Skadron Pendidikan 805, menyatakan, "Latihan ini dirancang untuk memberikan simulasi yang realistis dan menguji kesiapsiagaan siswa dalam situasi kritis. Penting bagi kami memberikan bekal teknis dan mental sehingga mereka tangguh dan siap menghadapi ancaman riil di lapangan."
Tidak hanya fokus pada aspek taktis, latihan ini juga mengutamakan standar operasional prosedur dengan menjaga keamanan dan keselamatan sebagai prioritas utama. Dengan profesionalisme yang tinggi, para siswa diharapkan mampu menerapkan pelajaran yang diperoleh dalam skenario nyata.
Dalam pelaksanaannya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) turut memberikan dukungan dengan cara menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang diperlukan. Dukungan PT KAI ini mencerminkan sinergi yang kuat antara institusi pendidikan militer dan instansi pemerintah dalam memajukan kompetensi sumber daya manusia di sektor keamanan.
"Kami sangat mengapresiasi inisiatif ini," ujar seorang perwakilan dari PT KAI. "Kerja sama semacam ini tidak hanya meningkatkan kapasitas para siswa, tetapi juga memperkuat hubungan antara sektor pemerintah dan militer dalam menjaga keamanan nasional."
Menurut pengamatan para instruktur, latihan berjalan dengan lancar. Para siswa tampak menunjukkan keseriusan dan disiplin tinggi dalam setiap tahap kegiatan. Kegiatan seperti ini diharapkan memberikan pengalaman berharga dan meningkatkan kepercayaan diri para siswa untuk melaksanakan tugas operasi yang sesungguhnya di masa depan.
Latihan yang dilakukan di Bandung ini tidak hanya menambahkan nilai praktis pada kurikulum pendidikan militer tetapi juga berfungsi sebagai ujian penting bagi calon prajurit dalam mengantisipasi potensi ancaman yang mungkin mereka hadapi saat menjalankan tugas.
Sebagai bagian dari pendidikan yang diterima, latihan di Depo Pemeliharaan KAI juga menyediakan platform bagi siswa untuk belajar dan mengeksekusi strategi kompleks dalam lingkungan yang terkendali. Selain meningkatkan kemampuan teknis, kegiatan ini juga menanamkan pentingnya kerjasama tim, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan cepat di bawah tekanan.
Dengan berakhirnya latihan ini, siswa Kursus Bravo A-18 diharapkan dapat mengimplementasikan pengalaman dan ilmu yang telah mereka peroleh dalam skenario nyata, memperkuat kesiapan angkatan bersenjata di operasi-operasi mendatang. Penutup dari pelatihan tersebut menekankan bahwa kesiapan bukan hanya soal peralatan, tetapi lebih dari itu, tentang mentalitas dan keterampilan yang telah diasah.
Latihan ini menyoroti komitmen TNI AU dalam mendidik dan melatih para prajurit muda di bawah kondisi realistis yang sebanding dengan medan operasi yang sebenarnya. Dengan demikian, mereka akan siap melayani dengan efisiensi dan keberanian memenuhi panggilan tugas untuk melindungi dan melayani bangsa dan negara.