KALABAHI - PT Pelni (Persero) kini menetapkan standar keamanan pangan kelas dunia bagi penumpang kapal, dengan menerapkan sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada armada mereka. Komitmen Pelni dalam meningkatkan kualitas layanan ini disampaikan oleh Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Pelni, Anik Hidayati, sebagai tanggapan atas keluhan penumpang tentang kualitas makanan di kapal.
"Memiliki sertifikat HACCP ini adalah langkah besar kami untuk memastikan keamanan pangan penumpang dan tentunya untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa angkutan Pelni," ujar Anik Hidayati dalam kunjungan di Kalabahi, Alor, Rabu, 18 Desember 2024. Langkah ini membuktikan upaya Pelni menjawab kekhawatiran penumpang mengenai standar makanan yang dianggap kurang layak dikonsumsi.
Saat ini, empat dari 26 kapal milik Pelni sudah menerapkan standar keamanan pangan tersebut. Kapal-kapal tersebut adalah KM Awu, KM Dorolonda, KM Teluk, dan KM Bukit Siguntang. Proses pembenahan dan penerapan standar ini terus dilakukan secara bertahap di semua kapal armada Pelni.
Chief Steward On Duty KM Awu, Nugroho Adi Yulianto, menjelaskan bahwa penerapan standar HACCP melibatkan berbagai tahap. "Standar ini mengatur mulai dari penerimaan, penyimpanan, penyiapan, pengelolaan, pengemasan, hingga penyajian makanan. Kami memastikan suplai bahan baku langsung dari suplier, yang merupakan anak perusahaan PT Pelni, dan kami berhak mengembalikan bahan yang kurang kualitasnya," jelas Nugroho.
Pelni juga menerapkan sistem First In First Out (FIFO) dan First Expire First Out (FEFO) untuk mengelola bahan baku pangan. "Dengan sistem ini, kami menggunakan bahan yang datang terlebih dahulu, sehingga bahan tidak rusak atau kedaluwarsa," tambahnya. Standar kualitas rasa makanan yang setara dengan restoran atau hotel juga diterapkan di seluruh kapal Pelni. "Makanan yang disajikan harus dikonsumsi paling lambat dua jam setelah disiapkan," ucap Nugroho menegaskan.
Selain memastikan keamanan pangan terjamin, PT Pelni juga menawarkan variasi menu makanan yang berstandar dan memiliki cita rasa yang konsisten. Misalnya, menu hari Senin mencakup nasi, ayam saus teriyaki, tumis labu siam dengan buncis, rolade sapi, kerupuk kemasan, sambal kemasan, dan minuman kemasan 600 ml. Biaya makan tersebut sudah termasuk dalam pembelian tiket, tanpa tambahan biaya lainnya. Untuk menikmati hidangan di kapal, penumpang cukup menunjukkan tiket elektronik mereka yang telah dipindai melalui barcode.
Stefen Hamap, seorang penumpang KM Awu, berbagi pengalamannya tentang perubahan kualitas makanan di kapal, "Dulu, saat masih kuliah, saya kurang suka makan di kapal. Namun, sekarang, dengan menu seperti di restoran dan kombinasi yang lengkap, saya lebih suka makan di KM Awu." Ia berharap Pelni terus memperkuat pengawasan terhadap sajian menu makanan di dalam kapal.
Inovasi Pelni dalam meningkatkan kualitas layanan ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kepercayaan dan kenyamanan penumpang. Upaya penerapan standar internasional dalam pelayanan makanan di kapal menjadi salah satu cara PT Pelni untuk menunjukkan profesionalisme dan responsibilitas mereka terhadap setiap keluhan pelanggan.
Meski baru empat kapal yang telah menerapkan standar ini, implementasi bertahap di semua armada mencerminkan komitmen jangka panjang Pelni dalam meningkatkan kualitas layanan dan keselamatan penumpangnya. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan kualitas makanan yang disajikan tetapi juga memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi penumpang selama perjalanan mereka. Dengan demikian, Pelni menunjukkan diri sebagai pemimpin dalam industri transportasi penumpang laut di Indonesia yang mengutamakan kualitas dan keamanan layanan.