Notting Hill, London Barat, selama bertahun-tahun telah menjadi magnet bagi wisatawan dari berbagai belahan dunia, terutama menyusul popularitas film "Love Actually" yang dirilis pada tahun 2003. Lokasi yang menjadi latar belakang salah satu adegan ikonik dalam film tersebut kini menjadi pusat perhatian dan kunjungan turis setiap kali liburan Natal tiba, mengundang reaksi beragam dari para penduduk setempat.
Film "Love Actually" tidak hanya menghadirkan alur kisah romantis yang menggugah hati, tetapi juga menempatkan Notting Hill dalam peta wisata dunia. Menurut laporan Daily Mail, Senin, 16 Desember 2024, kawasan perumahan elite ini menjadi objek wisata yang diburu pasca diluncurkannya adegan di mana karakter Mark, yang diperankan oleh Andrew Lincoln, datang ke apartemen milik Juliet (diperankan Keira Knightley) untuk mengekspresikan perasaannya dengan cara yang unik dan emosional.
Namun, ketenaran ini membawa konsekuensi bagi penghuni Notting Hill. Seorang pemilik rumah ikonik berwarna merah muda, kini bernilai 1 juta pound (sekitar Rp 20 miliar), mengungkapkan keluh kesahnya atas kehadiran turis yang terus-menerus. "Terutama saat Natal, lebih buruk lagi tahun lalu karena itu adalah peringatan 20 tahun film itu," ungkapnya. Dulu, ia berharap wisatawan yang datang dapat menyumbang untuk badan amal sebagai ganti kunjungan mereka. "Saya bilang, 'Asalkan kalian menyumbang ke badan amal pilihan kalian, itu tidak masalah,'" ujarnya. Namun kini, kesabaran tampaknya mulai menipis, dan ia kadang mendapati dirinya membentak para pelancong.
Penelusuran terkini Daily Mail menunjukkan kerumunan turis yang memadati kawasan tersebut untuk berfoto dan menciptakan momen romantis ala "Love Actually" di depan rumah yang menjadi ikon film tersebut. Beberapa di antaranya menyatakan lamaran romantis, sementara yang lain sekadar menangkap momen foto yang mengesankan.
Seorang warga pendatang baru di Notting Hill mengakui hiruk-pikuk yang terjadi, meskipun menyatakan bahwa dirinya telah memperkirakan situasi tersebut sebelum memutuskan pindah. "Saya baru saja pindah ke sini, tapi saya sudah tahu hal ini. Saya sadar orang-orang melakukan ini sebelum saya pindah dan itu bukan faktor yang membuat saya memutuskan untuk tinggal di sini," katanya.
Di sisi lain, tetangga yang telah bertahun-tahun tinggal di lingkungan tersebut merasa bingung dengan popularitas yang terus meningkat dari lokasi itu. "Ini terjadi sepanjang tahun, kamu tidak akan pernah terbiasa dengan itu. Saya tidak mengerti. Kami sudah tinggal di sini sebelum film itu dirilis dan sekarang malah semakin parah," komentar warga lain. Meskipun begitu, mereka tetap menerima keberadaan para turis dengan campuran rasa tidak percaya dan kebanggaan. "Saya kira menyenangkan kalau orang-orang suka dengan jalan kami," imbuhnya.
Keramaian biasanya memuncak saat cuaca cerah dan akhir pekan, dengan ratusan turis menyerbu kawasan tersebut, membuat penghuni sekitar merasa wilayah pribadi mereka sedikit banyak terganggu. "Saya tidak mengerti kenapa mereka begitu terobsesi dengan itu, itu hanya sebuah pintu," keluh seorang penghuni lain yang merasakan betapa turis, terutama yang datang dari Spanyol, begitu menyukai lokasi ini. Bahkan, terkadang pemandu wisata terdengar jelas dari dalam rumah warga, yang kerap juga menyaksikan turis berpiknik di bangku depan rumah mereka.
Meski demikian, daya tarik Notting Hill yang melekat dengan romantisme dan keunikan budaya film tampaknya akan terus mengundang wisatawan. Keadaannya menuntut keseimbangan antara pelestarian kualitas hidup warga serta daya tarik wisata yang menjadi identitas kawasan tersebut. Tata kelola arus wisata yang baik diharapkan dapat menjaga keharmonisan di Notting Hill agar selalu menjadi tempat yang nyaman, baik bagi penduduk maupun pengunjung yang ingin menikmati romantisme ala "Love Actually".