PT Angkasa Pura Indonesia, melalui anak usahanya InJourney Airports, menyatakan kesiapan untuk menjadi operator pengelola bandara di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur. Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi, mengungkapkan bahwa pengelolaan bandara IKN kelak akan menerapkan sistem multi airport system, di mana Bandara IKN akan beroperasi sinergis dengan Bandara Sepinggan di Balikpapan. "Prinsipnya kita siap sebagai pengelola. Namun, capex-nya kemungkinan bukan dari kita. Jadi, kita hanya berperan sebagai operator," kata Faik Fahmi dalam wawancara eksklusif di Seoul, Korea Selatan.
Dalam sistem multi airport system ini, Bandara IKN yang awalnya dirancang untuk melayani penerbangan VIP, akan diintegrasikan dengan Bandara Sepinggan. "Ini seperti di Jakarta, ada Halim dan Soekarno-Hatta. Nantinya, yang mau ke IKN bisa turun di Bandara IKN atau memilih Bandara Sepinggan," tambahnya. Dengan konsep ini, diharapkan Bandara IKN dapat terhindar dari potensi penumpukan penumpang.
Pembangunan Bandara IKN hingga kini masih mengundang banyak perhatian terkait sumber pendanaannya. Faik mencontohkan pembangunan Bandara Kediri yang pendanaannya berasal dari Gudang Garam, sedangkan pengelolaan dilakukan oleh Angkasa Pura Indonesia. "Namun, ini (pengelolaan Bandara IKN) tergantung dari penugasan yang diberikan kepada kami. Hingga saat ini, pengambilan keputusan masih dalam proses di tingkat kementerian," ujarnya, seraya menambahkan bahwa keputusan akhir diharapkan sudah ada sebelum tanggal 20 Oktober 2024.
Sementara itu, Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Roslan Roeslani, memastikan bahwa Bandara IKN akan dibuka untuk penerbangan internasional pada akhir Desember 2024. Dengan demikian, nantinya para pelancong ke IKN tidak perlu lagi singgah melalui Bandara Sepinggan di Balikpapan, yang memerlukan perjalanan darat sekitar dua jam menuju IKN. "Bandara IKN direncanakan dibuka untuk penerbangan internasional akhir Desember ini," ungkap Roslan saat memberikan paparan capaian investasi di Jakarta Selatan.
Rencana pembukaan Bandara IKN sebagai bandara internasional ini menjadi bagian dari upaya pengembangan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara. Dukungan penuh juga datang dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menyatakan komitmen untuk mengawal operasionalisasi bandara ini. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, "Kami akan kawal rencana tersebut," ujarnya setelah menghadiri peluncuran buku "Anti-mainstream Bureaucracy" di Jakarta Selatan.
Kesiapan Bandara IKN semakin nyata dengan konfirmasi bahwa landasan bandara tersebut telah mampu didarati pesawat Boeing TNI AU dan Boeing business jet (BBJ) Kepresidenan. Langkah ini menandakan kemajuan signifikan dalam pembangunan infrastruktur inti di kawasan IKN, yang diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan konektivitas wilayah Kalimantan Timur dengan berbagai daerah di Indonesia bahkan dunia.
Seiring dengan persiapan operasional Bandara IKN dan implementasi multi airport system, Kementerian Perhubungan juga telah membuka peluang skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk menarik minat investor, termasuk yang berasal dari luar negeri. Beberapa investor asing telah menunjukkan ketertarikan untuk terlibat dalam pengembangan Bandara IKN, menunjukkan potensi besar dari proyek ini dalam menarik investasi internasional ke Indonesia.
Di tengah dinamika dan persiapan yang terus berjalan, Bandara IKN diharapkan menjadi simbol keberhasilan pembangunan Ibu Kota Nusantara yang modern dan terintegrasi. Dengan mengedepankan konsep ramah lingkungan dan efisien, bandara ini akan menjadi pintu gerbang berkelas internasional sekaligus meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas IKN dengan berbagai wilayah.
Melalui semua upaya tersebut, PT Angkasa Pura Indonesia berkomitmen untuk menghadirkan layanan bandara yang tidak hanya memenuhi standar nasional tetapi juga memenuhi ekspektasi global, sejalan dengan visi pemerintah untuk membangun Ibu Kota Nusantara yang berkelanjutan dan inovatif.