YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM), melalui Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral), tengah mempercepat langkah dalam mengembangkan teknologi taksi terbang yang memiliki potensi besar untuk merevolusi sistem transportasi di Indonesia. Kepala Pustral UGM, Ikaputra, optimis bahwa inovasi ini akan menjadi titik balik dalam mengatasi tantangan transportasi di Tanah Air.
Dalam keterangan resmi yang dirilis di Yogyakarta, Ikaputra menegaskan bahwa taksi terbang tidak hanya sekadar inovasi di sektor transportasi udara, tetapi juga solusi untuk mengurai berbagai permasalahan transportasi yang selama ini membelenggu masyarakat Indonesia. "Dengan berbagai potensi dan tantangan yang ada, taksi terbang diyakini akan mampu merevolusi sistem transportasi di Indonesia," katanya.
Ikaputra menjelaskan, pengembangan taksi terbang merupakan respons terhadap meningkatnya kebutuhan akan sarana transportasi yang cepat, efisien, dan ramah lingkungan. Dikarenakan perkembangan kota yang pesat dan peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan untuk berinovasi dalam sistem transportasi menjadi lebih mendesak daripada sebelumnya. Taksi terbang, menurutnya, adalah jawabannya.
Teknologi taksi terbang ini sejatinya adalah moda transportasi pribadi atau umum berbasis udara yang beroperasi di atas permukaan tanpa menggunakan landasan pacu konvensional seperti pesawat terbang biasa. Dengan desain yang kompak dan kemampuan lepas landas serta mendarat secara vertikal, solusi ini diharapkan dapat menjangkau wilayah yang selama ini sulit diakses oleh moda transportasi darat.
Berbagai negara di dunia sudah mulai melirik teknologi ini, dan beberapa bahkan telah melakukan uji coba. Di Indonesia, Pustral UGM melihat potensi besar dalam penerapan taksi terbang di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bali, di mana kepadatan lalu lintas sering kali menjadi masalah utama.
Ikaputra menambahkan, pengembangan taksi terbang bukan tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah regulasi yang perlu disiapkan untuk memastikan keselamatan dan efisiensi dalam operasionalnya. "Kita harus bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan swasta, untuk mengembangkan sistem regulasi yang sesuai," ujar Ikaputra.
Ia juga menyoroti pentingnya dukungan dari pihak pemerintah dan sektor swasta dalam memajukan inovasi ini. Dukungan bisa berupa pembiayaan riset, penyediaan infrastruktur yang memadai, serta kebijakan-kebijakan yang mendukung percepatan implementasi taksi terbang di berbagai wilayah di Indonesia.
Di sisi lain, Ikaputra mengakui bahwa masih ada tantangan dalam hal penerimaan masyarakat terhadap teknologi baru ini. Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat luas tentang manfaat dan keamanan taksi terbang menjadi langkah penting berikutnya. "Pendekatan kepada masyarakat sangat penting agar mereka bisa menerima dan mendukung inovasi ini," jelasnya.
Meski demikian, di tengah berbagai tantangan tersebut, dukungan dan optimisme dari berbagai pihak semakin memperkuat keyakinan tim pengembang Pustral UGM untuk mewujudkan implementasi taksi terbang di Indonesia dalam waktu dekat. Inovasi ini diharapkan tidak hanya mengatasi kemacetan di perkotaan tetapi juga meningkatkan efisiensi perjalanan dan mengurangi dampak lingkungan dari emisi kendaraan konvensional.
Dengan pengembangan teknologi yang matang dan kerjasama yang solid antar pihak, taksi terbang dapat menjadi salah satu solusi mobilitas berkelanjutan yang diharapkan dapat segera terwujud dan memberikan dampak positif bagi sistem transportasi di Indonesia.
Melalui langkah ini, Pustral UGM menunjukkan komitmennya untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam pembangunan nasional, terutama dalam bidang transportasi. Inovasi taksi terbang ini diharapkan bisa menjadi contoh bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memberikan solusi nyata terhadap permasalahan transportasi yang ada.