Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Panjaitan, bersama Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro, melakukan kunjungan kerja yang dinantikan ke Kabupaten Humbang Hasundutan. Kunjungan ini bertujuan memantau langsung perkembangan Proyek Food Estate (FE) dan pembentukan Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Kecamatan Pollung pada Rabu, 11 Desember 2024.
Kehadiran kedua pejabat pemerintah ini disambut dengan hangat oleh Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor, SE, dan Wakil Bupati, Dr. Oloan Paniaran Nababan, SH, MH. Turut hadir dalam penyambutan tersebut adalah perwakilan pejabat daerah lainnya, termasuk Pabung Humbahas Mayor Ojak Simarmata dan Wakapolres Humbahas Kompol Muslim Amin, SE. Rombongan juga didampingi oleh Dirjen Riset dan Pengembangan, Fauzan Adziman serta Nani Hendiarti bersama sejumlah pejabat lainnya.
Pameran Potensi Food Estate
Agenda kunjungan dimulai dengan peninjauan lapangan ke areal Food Estate di Desa Ria-ria. Manager Lapangan Food Estate, Van Basten, bersama tim ahli dari India memberikan paparan mendetail yang menggambarkan langkah-langkah pengelolaan lahan dan pengembangan pertanian modern di lokasi tersebut. Program ini mencakup pengelolaan 7.700 hektare lahan masyarakat melalui Areal Pengembangan Lainnya (APL) dan Perhutanan Sosial, serta tambahan 7.300 hektare lahan dari Hutan Produksi dan Hutan Produksi Terbatas (HPT).
"Potensi yang ada di sini sangat besar, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mengurangi ketergantungan kita pada impor," ujar Luhut dalam wawancara singkatnya di lokasi.
Tujuan Ekonomi dan Penghematan
Salah satu tujuan strategis dari Proyek Food Estate ini adalah menekan impor dan meningkatkan stabilitas inflasi melalui peningkatan nilai ekspor komoditas hortikultura. Pengurangan impor kentang industri hingga 100% merupakan salah satu target utama, yang diharapkan dapat menciptakan penghematan anggaran hingga Rp1,5 triliun dengan pengembangan lahan plasma dan inti mencapai 6.300 hektare hingga tahun 2034.
Selain kentang, terdapat rencana untuk mengurangi impor bawang putih sebesar 5-10%, yang bisa menghasilkan penghematan tambahan sebesar Rp420 miliar hingga Rp840 miliar. Fokus juga diberikan pada pengembangan bumbu masakan seperti cabai dan bawang merah yang dikenal mempengaruhi tingkat inflasi secara signifikan. "Pengembangan sektor ini diharapkan akan memberikan dampak positif pada ekonomi nasional dan menekan angka inflasi," tambah Satryo Soemantri.
Tak hanya fokus pada sayuran, Proyek Food Estate juga merambah industri buah tropis seperti durian yang diproyeksikan mampu menghasilkan transaksi ekspor hingga Rp2,2 triliun. Jika keseluruhan program ini berhasil, nilai transaksi total dari Proyek Food Estate Sumatera Utara diproyeksikan mencapai Rp75 triliun, yang setara dengan volume Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) empat kabupaten di Sumatera Utara.
Inovasi di Taman Sains dan Teknologi
Setelah peninjauan di area Food Estate, Luhut dan Satryo melanjutkan kunjungannya ke Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2). Lokasi ini diharapkan berfungsi sebagai pusat inovasi dan ekosistem pendukung bagi industri hortikultura dan herbal yang akan menjadi penopang sektor pangan dan farmasi nasional. Penjelasan mengenai strategi pengelolaan mulai dari pengembangan bibit, pengolahan lahan, hingga panen disampaikan kepada Ketua DEN dan Mendiktisaintek sebagai bagian dari rangkaian kunjungan.
Dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah pusat dan kolaborasi dengan para ahli internasional, Proyek Food Estate Sumatera Utara ini diharapkan dapat mencapai target ambisiusnya. Proyek ini tidak hanya menjadikan Indonesia lebih mandiri dalam hal pangan tetapi juga sebagai motor pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
"Masyarakat dan pemerintah daerah diharapkan dapat terus bekerja sama agar proyek ini berhasil mencapai targetnya," tutup Luhut dalam pernyataannya. Dengan dukungan dan monitoring yang tepat, proyek ini berpotensi besar untuk menjadi contoh sukses bagi pengembangan ekonomi berbasis pertanian di Indonesia.