Proyek prestisius di sektor infrastruktur Sumber Daya Air (SDA), Bendungan Jragung, yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, kini memasuki tahap percepatan oleh PT Waskita Karya (Persero). Proyek ini, yang turut menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN), dijadwalkan selesai tepat waktu pada tahun 2025 mendatang, memenuhi komitmen pengembangan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia.
Dimulai sejak akhir tahun 2020, Bendungan Jragung dikerjakan melalui tiga paket pengerjaan. Paket 1 dalam pengerjaan ini dilakukan oleh Waskita Karya dengan total nilai kontrak mencapai Rp806,3 miliar. Bendungan ini didesain dengan kapasitas tampung 90 juta meter kubik dan elevasi puncak setinggi 119,5 meter. Ketika rampung, bendungan ini diharapkan berfungsi sebagai infrastruktur multifungsi yang memberikan manfaat sosial ekonomi signifikan bagi masyarakat sekitar.
Manfaat Luas Bendungan Jragung
Bendungan Jragung tidak hanya dirancang untuk menampung air, tetapi juga mendistribusikan air baku dengan debit satu meter kubik per detik (m3/detik), di mana 0,5 m3/detik diantaranya dialirkan ke wilayah Semarang, Demak, dan Grobogan. “Pemenuhan kebutuhan air baku ini sangat vital bagi masyarakat di wilayah tersebut, memberikan dampak langsung terhadap kualitas hidup dan aktivitas ekonomi,” ungkap juru bicara Waskita Karya.
Selain sebagai sumber air baku, bendungan ini juga akan mengairi Daerah Irigasi (DI) Jragung seluas 4.528 hektar. Dengan keberadaan sistem irigasi yang efisien, program ketahanan pangan yang digagas Presiden Prabowo Subianto diharapkan tercapai. “Petani sekarang bisa menanam dua sampai tiga kali dalam setahun, berbeda dengan sebelum adanya bendungan yang hanya bisa satu kali. Ini tentu akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani,” tambahnya.
Tidak kalah pentingnya, Bendungan Jragung berperan siginifikan dalam mitigasi banjir. Dari analisis hidrologi, aliran sungai di bagian hilir yang semula mencapai 378 m3/detik dapat direduksi menjadi 170 m3/detik, menekan resiko banjir hingga 45% di wilayah Semarang.
Potensi PLTMH dan Pariwisata
Di sisi lain, Bendungan Jragung membawa peluang dalam sektor energi terbarukan dengan potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) berkapasitas 1.400 kilowatt. Ini sejalan dengan dorongan pemerintah dalam meningkatkan sumber energi berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Selain manfaat teknis tersebut, bendungan ini juga menawarkan potensi pariwisata. Kawasan sekitar Bendungan Jragung dirancang dengan estetika yang memikat, melibatkan pembuatan area hijau dan program penghijauan yang melibatkan masyarakat. “Kami berencana menjadikan area ini menarik untuk dikunjungi, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi ekonomi lokal melalui sektor pariwisata,” jelas Waskita Karya.
Implementasi Struktur Strategis Nasional
Bendungan Jragung merupakan salah satu dari 61 bendungan yang dibangun pemerintah dalam periode 2015-2025, sebagai bagian dari komitmen pemerintah Indonesia dalam memperkuat ketahanan air dan pengembangan infrastruktur SDA. Melalui pembangunan ini, diharapkan terwujud kesejahteraan serta pembangunan ekonomi secara berkelanjutan di berbagai daerah di Indonesia.
“Penting bagi kami untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang tidak hanya mengedepankan komponen teknis, tetapi juga berdampak positif pada ekonomi, lingkungan, dan masyarakat secara umum. Oleh karena itu, setiap langkah dari proyek ini dilakukan dengan cermat dan memperhatikan keberlanjutan di segala aspek,” pungkas juru bicara.
Demi mencapai target yang telah ditentukan, PT Waskita Karya (Persero) terus meningkatkan efisiensi dalam setiap tahapan pembangunan, memastikan Bendungan Jragung dapat segera memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat sekitar dan memenuhi kebutuhan air yang semakin meningkat.