Sebanyak 53 desa di Kabupaten Kebumen, termasuk Desa Kuwaru di Kecamatan Kuwarasan, harus menghadapi kenyataan bahwa wilayah mereka akan tergilas dalam pembangunan besar-besaran proyek jalan Tol Cilacap-Yogyakarta. Proyek yang disebut-sebut mencapai nilai investasi hingga Rp38,47 triliun ini bertujuan untuk mempersingkat waktu tempuh dari Yogyakarta ke Cilacap, serta menghubungkan beberapa tol lain di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.
Desa Terkorbankan, Proyek Tol Jogja-Cilacap Mulai Beraksi
Proyek Tol Yogyakarta-Cilacap, yang akan membentang sepanjang 121,75 km, masih terus berprogres. Tol ini dirancang untuk tersambung dengan Jalan Tol Gedebage-Tasik-Cilacap, rencana Jalan Tol Pejagan-Cilacap, serta Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo. Dalam pengembangannya, proyek ini melibatkan banyak desa di daerah Jawa Tengah yang bakal tergusur, termasuk 53 desa di Kabupaten Kebumen.
Menurut laporan dari Pemerintah Kabupaten Kebumen, Bupati Yazid Mahfudz mengungkapkan bahwa proyek ini akan dimulai dari perbatasan Banyumas hingga Purworejo sepanjang 57 km. "Pada awalnya hanya ada satu exit tol yang direncanakan, namun kami mengusulkan adanya tiga exit tol di wilayah Kebumen untuk memudahkan aksesibilitas warga," ujar Yazid Mahfudz.
Rencana ini meliputi pembangunan tiga exit tol di Kebumen, yaitu di wilayah Kebumen Barat, Kebumen Tengah, dan Kebumen Timur. Ini untuk memfasilitasi akses bagi penduduk lokal yang terdampak oleh tol.
Dampak pada 53 Desa di Kebumen
Lokasi proyek tol ini akan melewati 53 desa di 15 kecamatan di Kebumen. Kecamatan-kecamatan tersebut termasuk Sruweng, Klirong, Buluspesantren, Kuwarasan, Ambal, Mirit, Petanahan, Kebumen, Kutowinangun, Bonorowo, Rowokele, Buayan, Gombong, Adimulyo, dan Karanganyar. Desa-desa ini harus bersiap untuk menghadapi perubahan yang berarti, baik dari sisi lanskap maupun kehidupan sosial ekonomi.
Tahapan Proyek dan Skema Pendanaan
Tahapan proyek tol ini dimulai pada tahun 2022 dengan penyiapan proyek dan tender, dilanjutkan dengan tahap financial close dan pembebasan lahan yang ditargetkan selesai pada tahun 2023-2024. Proses konstruksi diharapkan dapat dimulai pada tahun 2024 dan berlangsung hingga 2029 dengan target beberapa ruas tol bisa dioperasikan pada 2026.
Proyek ini didanai melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dari total investasi sebesar Rp38,47 triliun, sekitar Rp2,37 triliun dialokasikan untuk pengadaan lahan dan Rp27,21 triliun untuk konstruksi. Dengan skema ini, pemerintah diharapkan mampu mempercepat proses pembangunan tanpa terlalu membebani anggaran negara.
Tiga Tahap Konstruksi
Proses konstruksi dibagi menjadi tiga tahap dengan target penyelesaian masing-masing tahap, yaitu tahap pertama dari kuartal tiga (Q3) 2024 hingga kuartal dua (Q2) 2026, tahap kedua berlangsung dari Q3 2026 hingga Q2 2028, dan tahap ketiga direncanakan dari Q3 2027 hingga Q2 2029.
Koneksi Infrastruktur Strategis
Tol Yogyakarta-Cilacap akan terkoneksi dengan Jalan Tol Gedebage-Tasik-Cilacap, rencana Jalan Tol Pejagan-Cilacap, serta Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo. Konektivitas ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi di area yang dilalui.
Dengan berbagai perspektif tentang manfaat dan tantangan yang akan dihadapi, proyek ini tentunya menjadi perhatian bagi warga yang terdampak, serta pemerintah daerah yang terus berupaya mengawal pelaksanaannya agar dapat memberikan manfaat optimal, baik secara ekonomi maupun sosial.