JAKARTA – Program mudik gratis yang diselenggarakan saat perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 mendapatkan sorotan terkait efektivitas dan ketepatan sasarannya. Djoko Setijowarno, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat, menegaskan pentingnya evaluasi program ini meski pemerintah sebelumnya telah melandaskannya pada hasil survei. "Fokus utama adalah mengatasi kemacetan dan memastikan keselamatan transportasi bagi masyarakat," ujarnya.
Lonjakan Pergerakan Masyarakat
Survei dari Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan tahun 2024 mengungkapkan bahwa terdapat potensi pergerakan masyarakat mencapai 110,67 juta orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 39,30% masyarakat akan menuju Pulau Jawa. Moda transportasi yang paling banyak digunakan adalah mobil pribadi (36,07%) dan sepeda motor (17,71%). Walaupun mudik gratis disediakan bagi pengendara sepeda motor, Djoko menunjukkan bahwa program ini tidak cukup efektif untuk mengurangi kemacetan di jalan raya.
Populasi sepeda motor di Indonesia yang sangat tinggi, di mana hampir setiap rumah tangga memiliki kendaraan jenis ini, menjadikan program mudik gratis bagi sepeda motor gagal memberikan dampak signifikan. "Sebagai solusi, seharusnya pengadaan bus gratis diperbanyak, khususnya di luar Pulau Jawa," saran Djoko.
Pentingnya Bus Gratis di Luar Jawa
Khususnya di Pulau Sumatera, terutama di Provinsi Lampung, di mana transportasi umum masih sangat terbatas, Djoko menyarankan agar bus gratis bisa menjadi alternatif transportasi yang lebih baik. Antrian panjang sepeda motor di pelabuhan penyeberangan seperti Merak-Bakauheni yang mencapai hingga satu kilometer turut menegaskan perlunya pembenahan dalam transportasi darat untuk meminimalkan ketergantungan pada sepeda motor.
Pada tahun ini, Kementerian Perhubungan telah menjalankan tiga program mudik gratis yang berhasil mengangkut 38.722 penumpang dan 2.320 sepeda motor dengan 88 unit bus untuk rute-rute di Pulau Jawa. Meski demikian, Djoko menilai bahwa mudik gratis untuk sepeda motor di Jawa sudah tidak relevan lagi. Jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dan kepemilikan lebih dari satu sepeda motor di setiap rumah tangga mengurangi urgensi dari program ini.
Transportasi Wisata dan Keselamatan
Selain membahas mudik gratis, Djoko juga menyoroti pentingnya keselamatan transportasi selama periode wisata. Menurut survei, sebanyak 45,67% masyarakat memanfaatkan periode Nataru ini untuk berlibur ke berbagai destinasi wisata. Kedepannya, keselamatan transportasi bagi wisatawan ini juga harus menjadi perhatian penting pemerintah.
Persiapan untuk Lebaran 2025
Hasil evaluasi terhadap program mudik gratis dan transportasi wisata selama Nataru 2024/2025 ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pemerintah dalam mempersiapkan mudik Lebaran 2025. Dengan adanya evaluasi ini, kebijakan transportasi diharapkan akan semakin sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Penyempurnaan yang difokuskan pada keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi transportasi dapat menjamin pengalaman mudik masyarakat yang lebih baik.
Lebih jauh, pemerintah diharapkan mampu memberikan solusi transportasi yang lebih memadai dan bijak dalam menghadirkan program yang tidak sekadar menunjang angka statistik semata. Program-program yang dijalankan harus dapat mengatasi tantangan nyata, seperti kemacetan dan tingginya risiko keselamatan di jalan, agar dapat berkontribusi positif bagi kenyamanan dan keselamatan masyarakat.
Dengan pembenahan dan evaluasi mendalam, semoga pelaksanaan mudik kedepannya dapat mengurangi resiko dan beban transportasi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam merayakan hari-hari besar dengan lebih baik.