Sorotan Utama Pasar: Dampak Mobilitas Logistik Selama Nataru, Krisis Suriah, hingga Merger Eksplosif EXCL FREN

Senin, 09 Desember 2024 | 10:29:20 WIB
Sorotan Utama Pasar: Dampak Mobilitas Logistik Selama Nataru, Krisis Suriah, hingga Merger Eksplosif EXCL-FREN

JAKARTA – Dalam minggu ini, perhatian publik dan pelaku pasar diarahkan pada berbagai isu menarik, mulai dari polemik mobilitas logistik selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), krisis yang belum usai di Suriah, hingga perkembangan ekonomi global dan lokal. Sorotan juga tertuju pada kebijakan ekonomi dalam negeri, merger telekomunikasi besar, serta keputusan-keputusan penting lainnya yang berpotensi mempengaruhi pasar.

Mobilitas Truk dan Logistik saat Nataru

Memasuki musim liburan akhir tahun, mobilitas truk logistik kembali menjadi sorotan utama. Kebijakan pembatasan operasional truk selama periode Nataru menimbulkan polemik di kalangan pelaku industri logistik dan transportasi. "Kebijakan ini tentu berdampak pada distribusi barang, terutama untuk kebutuhan pokok yang harus tetap lancar selama libur panjang," ujar Budi Santoso, Ketua Asosiasi Logistik Indonesia.

Pelaku usaha menilai perlu adanya solusi yang lebih adaptif agar distribusi tidak terhambat dan harga kebutuhan pokok tetap stabil. Pemerintah diharapkan dapat memberikan panduan teknis yang dapat mengakomodasi kebutuhan industri logistik tanpa mengganggu kenyamanan masyarakat yang menikmati libur panjang.

Situasi di Suriah dan Dampak Globalnya

Di kancah internasional, situasi di Suriah terus memanas dan berpotensi menimbulkan implikasi ekonomi dan geopolitik yang signifikan. Krisis kemanusiaan yang kerap kali dilupakan ini terus menuntut perhatian dunia. Menurut laporan terkini, perseteruan di Suriah telah menganggu pasokan energi di kawasan tersebut, memicu kenaikan harga minyak dunia.

Analis geopolitik, Ahmad Fauzi, menjelaskan, "Terlepas dari ketegangan di kawasan, dampaknya terhadap harga energi global tidak bisa diabaikan. Peningkatan harga minyak bisa memperburuk inflasi di banyak negara, termasuk Indonesia."

Proyeksi Ekonomi Global dan Kebijakan Domestik

OECD baru saja merilis proyeksi ekonomi terbaru yang memperkirakan pertumbuhan global akan mengalami tekanan akibat ketidakpastian geopolitik dan tantangan inflasi. Di Indonesia, kebijakan PPN sebesar 12% yang akan mulai diterapkan tahun depan juga menjadi perhatian serius bagi pelaku usaha dan konsumen. Pemerintah berargumen bahwa kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat basis pajak, meskipun mendapat kritik dari beberapa ekonom yang khawatir akan dampaknya terhadap daya beli masyarakat.

Merger EXCL-FREN Menanti Lampu Hijau Regulator

Dari dunia bisnis, merger antara dua raksasa telekomunikasi Indonesia, PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mendapatkan perhatian khusus. Jika mendapatkan restu dari regulator, merger ini diharapkan dapat memperkuat posisi kedua perusahaan di pasar dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. "Kami optimis merger ini akan menciptakan sinergi positif dan membawa transformasi signifikan di sektor telekomunikasi Indonesia," kata Dian Siswarini, Direktur Utama XL Axiata.

Proyek IKN, Komoditas, dan Dividen Emiten

Sementara itu, di dalam negeri, proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) terus berlanjut dengan komitmen pemerintah untuk menjadikannya kota pintar berkelanjutan. Pasar komoditas melihat fluktuasi, terutama pada harga kakao dan emas yang dipengaruhi oleh dinamika global. Di sisi lain, sejumlah emiten seperti Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menetapkan cum date dividen mereka, memberikan kesempatan bagi investor untuk mendapatkan keuntungan lebih.

Insentif Otomotif dan KPU DKI Jakarta

Pemerintah tengah mengkaji pemberian insentif untuk industri otomotif guna mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global. Di sektor politik, penetapan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta turut mewarnai pemberitaan sebagai bagian dari persiapan menjelang pemilihan umum tahun depan.

Isu-isu ini, dengan berbagai dimensinya, diperkirakan akan terus berkembang serta mempengaruhi dinamika kebijakan dan pasar di hari-hari mendatang. Media serta para pelaku pasar dihimbau untuk terus memantau perkembangan terkini guna mempersiapkan strategi yang tepat dalam merespons setiap perubahan yang terjadi.

Terkini

BSDE Kantongi Peringkat Obligasi Tinggi, Prospek Stabil

Selasa, 23 September 2025 | 11:06:06 WIB

Manulife Indonesia Pimpin Aset Asuransi Jiwa Nasional

Selasa, 23 September 2025 | 11:06:05 WIB

Wijaya Karya Raih Kontrak Baru Rp5,24 Triliun Tahun 2025

Selasa, 23 September 2025 | 11:06:04 WIB

Survei Seismik OBN KEI Tingkatkan Akurasi Eksplorasi Migas

Selasa, 23 September 2025 | 11:06:03 WIB