Mitratel (MTEL) Akuisisi Bisnis Fiber Optik dari Entitas Usaha PTPP seharga Rp 650 Miliar

Jumat, 06 Desember 2024 | 15:04:17 WIB
Mitratel (MTEL) Akuisisi Bisnis Fiber Optik dari Entitas Usaha PTPP seharga Rp 650 Miliar

JAKARTA - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), yang lebih dikenal sebagai Mitratel, telah melaksanakan langkah strategis dengan mengakuisisi aset fiber optik milik salah satu entitas usaha PT PP Tbk (PTPP). Aksi korporasi ini mendapatkan sambutan hangat dari pelaku pasar, selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan keuntungan bagi Mitratel dalam jangka panjang.

Pada 4 Desember 2024, Mitratel mengumumkan penyelesaian akuisisi 100% saham PT Ultra Mandiri Telekomunikasi (UMT), anak perusahaan dari PT PP Infrastruktur, dengan nilai transaksi sebesar Rp 650 miliar. Melalui akuisisi ini, Mitratel kini memiliki aset fiber optik sepanjang 8.101 km dan meningkatkan total billable length menjadi 12.524 km. Ini merupakan langkah signifikan dalam strategi pertumbuhan perusahaan untuk memperkuat posisinya di industri telekomunikasi.

Direktur Investasi Mitratel, Hendra Purnama, menjelaskan manfaat dari transaksi ini, mengatakan bahwa "Setelah transaksi, perseroan tidak hanya mendapatkan tambahan aset dan limpahan tenant, tapi juga sumber pendapatan baru yang bisa langsung dikonsolidasikan ke laporan keuangan."

Manfaat jangka panjang dari akuisisi ini tidak hanya dari segi penambahan aset, tetapi juga dalam pengurangan biaya operasional yang dapat berkontribusi positif terhadap margin EBITDA. Kontrak sewa yang berdurasi panjang, rata-rata sekitar 10 tahun, dipandang sebagai keuntungan strategis yang akan memastikan pendapatan berkelanjutan bagi Mitratel.

Laporan dari Trimegah Sekuritas Indonesia, menyatakan bahwa langkah akuisisi ini adalah positif, dengan pertumbuhan portfolio sejalan dengan peningkatan jumlah penyewa yang dapat berdampak pada rasio tenancy. Aset fiber yang baru diakuisisi diharapkan meningkatkan total aset serat optik Mitratel menjadi 47.815 km, atau meningkat lebih dari 20%.

"Dengan demikian, berarti rasio utilisasi jaringan serat optik bisa mencapai 1,55x, yang merupakan langkah peningkatan signifikan untuk Mitratel," tulis Willinoy Sitorus, Head of Research Trimegah Sekuritas bersama tim risetnya.

Dari sisi keuangan, analisis dari Trimegah Sekuritas memperkirakan dengan asumsi sewa fiber optik antara Rp8,5 juta hingga Rp9 juta/km/tahun dan margin EBITDA sekitar 75%, transaksi ini bernilai kelipatan EV/EBITDA sebesar 7,7x hingga 8,1x. Rasio EV/EBITDA ini penting untuk menilai seberapa mahal atau murah sebuah emiten berdasarkan kemampuannya menghasilkan laba usaha.

Selain itu, ekspansi Mitratel di luar Jawa merupakan bagian dari strategi besar dalam menangkap peluang pertumbuhan ekonomi di daerah yang kurang terlayani. Ini sejalan dengan rencana operator telekomunikasi yang ingin mengembangkan jaringan mereka di daerah-daerah tersebut.

"Rangkaian aksi korporasi ini menunjukkan komitmen bahwa kami ingin menjadi mitra strategis yang dapat diandalkan para pelaku industri telko," ungkap Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko. "Kita bukan hanya bisa tumbuh bersama-sama, juga ikut menyukseskan agenda pemerintah dalam meningkatkan kualitas jaringan internet di penjuru negeri."

Sebelum pengumuman akuisisi ini, Daniel Widjaja, analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, merekomendasikan beli untuk saham MTEL dengan target harga Rp790/saham. Rekomendasi ini didasarkan pada kinerja kuat Mitratel di kuartal III-2024, di mana perusahaan mencatat pendapatan sebesar Rp2,4 triliun, naik 5,5% secara kuartalan dan 10,5% secara tahunan. Kinerja positif ini dipicu oleh segmen menara dengan margin EBITDA yang membaik menjadi 83,2%.

Melihat ke depan, penurunan suku bunga dan stabilitas ekonomi diharapkan dapat mendukung peningkatan pendapatan Mitratel. Dengan arus kas dan cadangan yang kuat, Mitratel diposisikan secara baik untuk mengambil manfaat dari peningkatan permintaan infrastruktur telekomunikasi yang diantisipasi di masa depan, termasuk refarming spektrum dan densifikasi 5G.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Jason Sebastian, juga memberikan rekomendasi beli untuk saham MTEL dengan target harga lebih tinggi dari konsensus, yaitu Rp836/saham, pada riset yang diterbitkan 1 November. Menurutnya, inovasi dan ekspansi yang dilakukan Mitratel akan mendukung pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan rasio penyewaan emiten menara berkat layanan baru seperti Power-as-a-Service (PaaS).

Secara keseluruhan, akuisisi ini adalah langkah signifikan bagi Mitratel dalam mengukuhkan posisi sebagai penyedia infrastruktur telekomunikasi terkemuka di Indonesia dan menunjukkan komitmennya untuk terus berinovasi dan tumbuh di pasar yang kompetitif.

Terkini

BSDE Kantongi Peringkat Obligasi Tinggi, Prospek Stabil

Selasa, 23 September 2025 | 11:06:06 WIB

Manulife Indonesia Pimpin Aset Asuransi Jiwa Nasional

Selasa, 23 September 2025 | 11:06:05 WIB

Wijaya Karya Raih Kontrak Baru Rp5,24 Triliun Tahun 2025

Selasa, 23 September 2025 | 11:06:04 WIB

Survei Seismik OBN KEI Tingkatkan Akurasi Eksplorasi Migas

Selasa, 23 September 2025 | 11:06:03 WIB