Diskon Pajak Bandara 50 Persen: Apakah Angkasa Pura Rugikan?

Jumat, 06 Desember 2024 | 13:45:02 WIB
Diskon Pajak Bandara 50 Persen: Apakah Angkasa Pura Rugikan?

JAKARTA – PT Angkasa Pura Indonesia (API) atau dikenal sebagai InJourney Airports, membuat gebrakan dengan memberikan diskon pajak bandara yang menguntungkan bagi penumpang dan maskapai penerbangan. Kebijakan ini menjadi angin segar bagi industri penerbangan di Indonesia yang selama ini bergumul dengan keluhan harga tiket yang melambung tinggi.

Diskon pajak yang diberikan meliputi Passenger Service Charge (PSC) sebesar 50 persen untuk penumpang, serta pengurangan 50 persen untuk tarif Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U) bagi maskapai. Kebijakan ini dirancang untuk menurunkan biaya perjalanan udara dan diharapkan dapat memicu peningkatan jumlah penumpang pesawat serta traffic bandara.

Dampak Positif bagi Perekonomian

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, dalam konferensi pers di Jakarta pada Jumat, 6 Desember 2024 menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar soal hitungan bisnis jangka pendek. "Wajar saja sebuah perusahaan atau apapun namanya korporasi itu memberikan harga yang baik untuk pelanggannya. Malah kita sangat support kebijakan ini," ujar Arya.

Ia berpendapat bahwa kebijakan ini akan meningkatkan pergerakan penumpang di bandara, yang pada akhirnya dapat merangsang roda perekonomian. “Artinya kenaikan penumpang makin tinggi, kan roda ekonomi di mana-mana berputar. Dengan adanya diskon ini, mungkin liburan yang tadinya 3 hari bisa menjadi 5 hari,” tambahnya.

Multiplier Effect hingga 12 Kali Lipat

Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, Maya Watono, menjelaskan lebih lanjut mengenai efek ekonomi yang diharapkan dari inisiatif ini. “Pastinya ada biaya yang kita keluarkan untuk memberikan diskon ini, tapi yang kita lihat adalah dampak ekonominya. Setiap pengeluaran kita dikatakan memiliki multiplier effect 10-12 kali, jadi peningkatan traffic akan memberikan efek domino pada berbagai destinasi,” tutur Maya.

Kebijakan ini diharapkan tidak hanya berdampak pada jumlah penumpang tetapi juga merangsang ekonomi lokal di destinasi yang dituju penumpang pesawat.

Implikasi bagi Maskapai dan Harga Tiket

Sejalan dengan diskon pada pajak bandara, maskapai pelat merah seperti Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air Service telah mengimplementasikan penurunan harga tiket sebesar 10 persen, efektif mulai pemesanan 1 Desember 2024, untuk penerbangan domestik antara 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025. Langkah ini diharapkan dapat menginspirasi maskapai penerbangan swasta untuk mengikuti jejak serupa.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, optimistis swasta juga akan menyesuaikan harga. Wamildan menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai kementerian dan menekankan harapan bahwa suara rakyat yang menginginkan tiket murah akan didengar. "Kami yakin maskapai swasta akan menurunkan harga, dan ini kan suara rakyat yang akan didengar oleh pemerintah,” tegasnya.

Harapan dan Tantangan ke Depan

Sementara banyak pihak mendukung kebijakan ini, diskon pajak bandara 50 persen ini juga datang dengan tantangan tersendiri. API harus memastikan bahwa pengurangan pendapatan dari diskon tidak mengganggu operasi dan servis yang mereka berikan.

Namun, optimisme yang terpancar dari langkah ini menyoroti komitmen Angkasa Pura dan pemerintah dalam mendukung industri penerbangan dan pariwisata. Sehingga, diharapkan dengan adanya kebijakan ini, bisa membuka banyak peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Dengan menurunkan biaya perjalanan udara, inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisatawan domestik dan internasional, serta menjadi pendorong utama bagi pergerakan ekonomi nasional.

Arah kebijakan ini tidak hanya menunjukkan kedewasaan industri penerbangan Indonesia dalam menghadapi tantangan, tetapi juga menjadi model bagi sektor lain untuk berinovasi dalam mendorong perekonomian melalui kebijakan yang proaktif dan berdampak luas.

Terkini