JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero), maskapai penerbangan nasional, secara resmi mengumumkan rencana ambisius mereka untuk menambah 15-20 pesawat baru pada tahun 2025. Langkah ini tak hanya akan memperluas armada mereka, tetapi juga menandai komitmen serius Garuda untuk memperkuat posisinya di industri penerbangan regional dan global.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada hari Jumat, mengungkapkan bahwa penambahan armada ini adalah bagian dari strategi besar perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan. "Target kami nanti di tahun 2025 adalah menambah 15-20 pesawat lagi. Tentunya ini membutuhkan kerja sama, komunikasi, dan koordinasi dengan kementerian-kementerian terkait," ujarnya.
Langkah penambahan pesawat ini dinilai penting oleh manajemen Garuda Indonesia. Menurut Wamildan, seiring dengan pertumbuhan permintaan perjalanan udara dan perkembangan kebutuhan logistik di dalam negeri, penambahan jumlah armada sudah menjadi keharusan. "Kami perlu untuk penambahan jumlah pesawat, dan kami sampaikan kabar gembira bahwa di Garuda Indonesia nanti satu pesawat sudah datang di mana saat ini sedang dalam proses painting dan juga refurbishment interior pesawat," tambahnya.
Selain itu, Garuda Indonesia juga berencana menerima lebih banyak pesawat dengan penjadwalan yang sudah disusun hingga awal tahun depan. “Direncanakan akhir bulan ini satu pesawat lagi akan tiba, dan dua pesawat tambahan pada Januari tahun depan," lanjut Wamildan.
Ketertarikan pemerintah dalam pengembangan sektor penerbangan juga tampak dari pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir. Erick menyatakan bahwa penambahan jumlah pesawat ini akan sangat berdampak pada kemampuan Indonesia menjawab tantangan geografis sebagai negara kepulauan. Menurut Erick, solusi terbaik adalah membentuk kemitraan strategis dengan produsen pesawat internasional seperti Boeing dan Airbus, serta produsen lain dari Rusia dan COMAC China.
"Indonesia tidak mungkin terbelenggu dengan jumlah pesawat yang sama dalam 10 tahun ke depan, ini sangat penting karena kita adalah negara kepulauan," tutur Erick. Bersama Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, Erick akan terus mendorong inovasi dalam penambahan jumlah armada pesawat komersial.
Sebagai bagian dari upaya sinergis ini, Erick Thohir juga menyatakan akan berdiskusi dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani. Dialog tersebut akan berfokus pada cara mempermudah investasi di sektor penerbangan guna mengatasi keterbatasan jumlah pesawat yang saat ini dialami Indonesia.
Pertemuan penting juga telah dilakukan dengan pihak Amerika Serikat, di mana Menteri BUMN Erick Thohir menerima kunjungan dari Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Kamala S. Lakhdhir, serta delegasi dari sektor swasta Amerika yang diwakili oleh perusahaan-perusahaan terkemuka seperti Boeing dan Intel. Pertemuan ini adalah langkah lanjutan dari kunjungan bilateral Presiden RI ke Amerika Serikat, dengan harapan membuka jalan bagi kerja sama lebih lanjut di bidang aviasi dan teknologi.
Penambahan 15-20 pesawat ini, jika berhasil direalisasikan, akan memberikan dampak positif bagi Garuda Indonesia dan perekonomian nasional. Dengan memperkuat armada, Garuda diharapkan mampu menjangkau lebih banyak destinasi domestik dan internasional, sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih efisien dan nyaman bagi pelanggan. Upaya integrasi dan kerja sama pemerintah serta sektor swasta juga dianggap kunci sukses dalam menjalankan rencana ambisius ini.
Dalam konteks ekonomi lebih luas, penambahan pesawat akan memberikan efek domino positif, seperti peningkatan arus barang dan penumpang, dukungan terhadap pariwisata, serta penciptaan berbagai peluang kerja. Dengan berbagai langkah strategis, Garuda Indonesia siap terbang lebih tinggi dan mengukuhkan perannya sebagai maskapai penerbangan terkemuka di kawasan Asia Pasifik.