JAKARTA - Pemeriksaan kesehatan rutin kerap dianggap mahal dan merepotkan. Padahal, kini masyarakat bisa mendapatkan layanan cek kesehatan lengkap secara gratis melalui program dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Program ini bisa diakses dengan mudah melalui aplikasi Satu Sehat Mobile, dan dilakukan di Puskesmas pilihan.
Banyak orang menunda medical check-up karena harga paket pemeriksaan dasar di rumah sakit swasta bisa menyentuh angka Rp1 juta ke atas. Bahkan, jika ingin hasil yang lebih lengkap seperti skrining kolesterol, USG payudara, hingga deteksi risiko kanker, biaya bisa melonjak dua kali lipat.
Namun, pengalaman pribadi menunjukkan bahwa layanan cek kesehatan gratis dari Kemenkes ini tidak hanya hemat, tapi juga cukup lengkap bahkan bisa menjangkau pemeriksaan spesifik sesuai riwayat dan risiko masing-masing individu.
Proses Mudah Lewat Aplikasi dan Pemeriksaan Cepat
Untuk memulai, pengguna cukup mengunduh dan mendaftar di Satu Sehat Mobile, aplikasi yang sebelumnya dikenal sebagai Peduli Lindungi. Aplikasi ini kini memiliki fitur khusus untuk jadwal cek kesehatan gratis, lengkap dengan pilihan waktu dan lokasi Puskesmas terdekat.
Tips penting: sebelum memilih Puskesmas, sebaiknya cek langsung ke lokasi. Beberapa Puskesmas memberlakukan kebijakan konfirmasi ulang walaupun sudah mendaftar melalui aplikasi. Jika tidak konfirmasi, bisa saja peserta ditolak saat datang, karena kuota atau alur internal yang berbeda-beda.
Setelah berhasil mendapatkan jadwal, pengguna akan diminta mengisi riwayat kesehatan pribadi. Data ini menjadi acuan bagi petugas Puskesmas untuk menentukan jenis pemeriksaan yang dibutuhkan. Misalnya, untuk perempuan, tersedia tambahan USG payudara dan skrining leher rahim dengan metode IVA.
Jenis pemeriksaan yang disediakan sangat beragam, tergantung usia dan kelompok risiko. Mulai dari bayi baru lahir, balita, remaja, dewasa, hingga lansia, semuanya mendapatkan jenis cek kesehatan yang sesuai dengan kondisi mereka.
Contohnya:
Dewasa usia 30 tahun ke atas: kolesterol, gula darah, tekanan darah, skrining kanker serviks dan payudara (untuk perempuan).
Usia 40+ tahun: tambahan deteksi penyakit jantung, stroke, kanker paru, hingga kanker usus besar (terutama untuk laki-laki).
Lansia 60+ tahun: fokus pada deteksi risiko geriatri dan kesehatan fungsional.
Saat hari pemeriksaan, waktu tunggu terbilang singkat karena kuota terbatas dan pendaftaran sudah dilakukan online. Prosedur dimulai dari cek tekanan darah, berat badan, tinggi badan, hingga ke tahap wawancara medis oleh dokter. Semua dilakukan dengan ramah dan sistematis.
Setiap peserta bisa mendapatkan jenis tes yang berbeda, tergantung hasil wawancara dan data yang diisi sebelumnya. Sebagai contoh, seseorang dengan riwayat keluarga hipertensi mungkin akan mendapat skrining jantung dan kolesterol lebih lengkap dibanding peserta lain.
Satu catatan penting: hindari datang saat sedang haid, karena USG payudara dan pemeriksaan IVA tidak bisa dilakukan dalam kondisi tersebut. Jika terlanjur, pemeriksaan akan dijadwalkan ulang setelah haid selesai.
Rapor Kesehatan Digital dan Hasil yang Cepat
Setelah seluruh pemeriksaan selesai termasuk pengambilan darah dan konsultasi lanjutan peserta bisa langsung pulang. Hasil pemeriksaan akan muncul dalam bentuk “rapor kesehatan” digital di aplikasi Satu Sehat dalam waktu maksimal 3 hari kerja. Jika belum muncul, peserta bisa menanyakannya langsung ke Puskesmas.
Rapor ini mencakup informasi penting seperti kadar kolesterol (LDL, HDL), kadar gula, tekanan darah, serta deteksi kelainan pada pemeriksaan USG atau IVA. Misalnya, hasil dengan warna merah menunjukkan nilai yang jauh di atas batas normal, sementara warna kuning menandakan perlu perhatian, tapi belum berbahaya.
Dari pengalaman pribadi, hasilnya bisa cukup menyentak. Misalnya, angka kolesterol total dan LDL yang tinggi, atau mulai adanya kelainan visi pada mata. Namun, justru dari sinilah manfaat utama program ini terasa deteksi dini yang bisa menyelamatkan dan membantu mengubah gaya hidup lebih sehat.
Jika semua pemeriksaan tersebut dilakukan di rumah sakit swasta, biayanya bisa mencapai Rp2 juta atau lebih, tergantung fasilitas dan jenis tes. Lewat program Kemenkes ini, semuanya gratis tanpa dipungut biaya, dan bukan bagian dari layanan BPJS Kesehatan.
Program ini murni inisiatif Kemenkes, dan tidak memotong iuran BPJS peserta. Jadi siapa pun yang sudah punya aplikasi dan mengikuti prosedur bisa langsung merasakan manfaatnya.
Cek kesehatan bukan lagi kemewahan. Kini, siapa pun bisa mendapat layanan lengkap, akurat, dan ramah tanpa harus merogoh kocek dalam. Bagi yang selama ini menunda karena alasan biaya, program cek kesehatan gratis dari Kemenkes ini patut dicoba. Selain hemat jutaan rupiah, hasilnya juga dapat menjadi bekal penting untuk menjaga kualitas hidup ke depan.