Bahaya Menahan Bersin

Jangan Sepelekan Bahaya Menahan Bersin bagi Kesehatan

Jangan Sepelekan Bahaya Menahan Bersin bagi Kesehatan
Jangan Sepelekan Bahaya Menahan Bersin bagi Kesehatan

JAKARTA - Bersin merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh yang sering terjadi tanpa bisa kita kendalikan. Aktivitas ini bukan sekadar refleks, melainkan cara alami tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari berbagai zat asing. Meski demikian, masih banyak orang yang memilih menahan bersin, terutama ketika berada di tempat umum atau merasa tidak enak pada situasi tertentu.

Padahal, kebiasaan menahan bersin justru berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Tekanan yang ditimbulkan dari udara yang tidak keluar dapat memberikan dampak serius, mulai dari gangguan ringan hingga risiko yang membahayakan tubuh.

Proses Terjadinya Bersin

Bersin terjadi ketika sistem saraf di hidung mendeteksi adanya benda asing, seperti debu, asap, gas kimia, hingga bakteri atau virus. Saraf kemudian mengirimkan sinyal ke otak, yang bertindak sebagai pusat pengatur.

Setelah itu, otak memerintahkan otot-otot tubuh seperti dada, diafragma, pita suara, hingga kelopak mata untuk bekerja sama menghasilkan tekanan. Hidung akan terasa gatal, udara dalam rongga pernapasan meningkat, lalu muncullah bersin dengan suara khas.

Menariknya, saat bersin, tubuh dapat mengeluarkan lebih dari 100 ribu partikel kuman dan virus dengan kecepatan mencapai 160 km per jam. Hal ini menjadi bukti bahwa bersin berfungsi sebagai benteng alami untuk mencegah penyakit masuk lebih dalam ke tubuh.

Faktor Pemicu Bersin

Banyak hal bisa memicu bersin. Salah satunya adalah alergi. Reaksi alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh merespons berlebihan terhadap zat tertentu, seperti debu, serbuk sari, bulu hewan, asap rokok, parfum, atau tungau. Kondisi ini bisa memicu rhinitis alergi yang ditandai dengan bersin berulang.

Selain itu, infeksi saluran pernapasan juga dapat menimbulkan bersin. Flu, pilek, maupun rhinitis akibat iritasi dapat mengganggu rongga hidung. Bahkan, zat sederhana seperti serbuk cabai atau lada yang mengandung senyawa piperin bisa memicu iritasi dan akhirnya menyebabkan bersin.

Faktor lain yang unik adalah rangsangan saraf pada wajah. Aktivitas mencabut bulu di area wajah, seperti kumis atau alis, kadang bisa memicu otak untuk mengirim sinyal bersin. Begitu juga dengan olahraga. Saat tubuh aktif bergerak, aliran darah ke hidung berkurang sehingga rongga hidung kering dan mudah bereaksi.

Selain itu, bersin bisa terjadi karena faktor emosional atau psikologis. Beberapa orang mengalami bersin saat berhubungan intim, orgasme, bahkan akibat stres. Tak jarang, paparan sinar matahari juga mampu menimbulkan refleks bersin.

Risiko Menahan Bersin

Menahan bersin mungkin dianggap sepele, tetapi kenyataannya bisa menimbulkan dampak yang tidak ringan. Berikut adalah beberapa risiko kesehatan yang bisa muncul:

1. Gangguan Pendengaran

Saat udara hendak dikeluarkan melalui bersin, tekanan dalam rongga kepala meningkat. Jika udara tersebut tertahan, tekanan dapat mengganggu area tuba eustachius yang terhubung ke telinga. Akibatnya, pendengaran terganggu atau bahkan terjadi luka pada gendang telinga.

Pada kondisi ringan, keluhan ini bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, pada kasus yang berat, kerusakan telinga memerlukan penanganan medis hingga pembedahan.

2. Infeksi

Bersin merupakan cara alami tubuh untuk mengeluarkan bakteri dan virus dari hidung. Jika sering ditahan, kuman tersebut akan tetap berada di saluran pernapasan. Lama-kelamaan, hal ini bisa menimbulkan infeksi dan menyebar hingga ke telinga atau saluran pernapasan lainnya.

3. Cedera Hidung, Mata, atau Gendang Telinga

Tekanan yang menumpuk akibat bersin tertahan bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil di sekitar wajah. Dampaknya berupa mimisan, bintik merah di mata, hingga keluarnya darah dari telinga.

4. Cedera Diafragma

Diafragma merupakan otot penting yang berperan dalam pernapasan dan refleks tubuh. Meski jarang terjadi, menahan bersin dapat menimbulkan cedera pada bagian ini. Jika sampai terjadi, pernapasan bisa terganggu serius.

Pada kasus lebih ekstrem, kebiasaan menahan bersin bahkan berisiko menimbulkan cedera pada tenggorokan, pecahnya aneurisma otak, atau kerusakan tulang rusuk.

Etika Bersin yang Benar

Mengingat risikonya, bersin sebaiknya tidak ditahan. Namun, tetap ada cara untuk menjaga kesopanan ketika bersin di tempat umum. Anda bisa menutup mulut dan hidung menggunakan tisu, lalu segera membuangnya setelah dipakai.

Jika tidak tersedia tisu, gunakan lipatan siku sebagai penutup agar percikan tidak menyebar ke orang lain. Setelah bersin, pastikan untuk mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer.

Dengan cara ini, Anda tetap bisa melindungi diri sekaligus menjaga kenyamanan orang di sekitar tanpa harus menahan bersin.

Bersin Sebagai Mekanisme Perlindungan

Pada akhirnya, bersin adalah mekanisme perlindungan tubuh yang tidak boleh diabaikan. Aktivitas sederhana ini membantu mengeluarkan kuman, virus, maupun partikel asing yang bisa mengganggu kesehatan.

Menahan bersin bukan hanya mengurangi efektivitas perlindungan tubuh, tetapi juga bisa menimbulkan masalah baru. Oleh karena itu, biarkan tubuh bekerja secara alami dengan mengeluarkan bersin ketika memang dibutuhkan.

Jika Anda mengalami bersin berlebihan disertai gejala lain, seperti demam, nyeri telinga, sakit kepala, mimisan, atau sesak napas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index