MALANG - KAI Logistik, salah satu anak perusahaan BUMN PT Kereta Api Indonesia (Persero), kini merambah pasar baru dengan strategi yang inovatif dalam mengembangkan segmen logistik pendidikan. Melalui program "KAI Logistik Goes to Campus," perusahaan ini mengambil langkah signifikan dengan membuka servis point di kampus Universitas Brawijaya (UB) Malang. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat eksistensi KAI Logistik di industri logistik nasional.
Seremoni peresmian servis point ini dilaksanakan pada Jumat, 20 Desember 2024, di UB Coffee Malang. Acara tersebut dihadiri oleh Direktur Utama KAI Logistik, Fredi Firmansyah, dan Direktur Utama PT Brawijaya Multi Usaha (BMU), Dr. Edi Purwanto. Kolaborasi ini menjadi simbol kemitraan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, sekaligus menjadi langkah strategis untuk menyokong distribusi sumber daya di lingkungan pendidikan.
"Logistik memiliki peran penting dalam mendukung sektor pendidikan. Dengan memastikan kelancaran distribusi barang dan sumber daya, kita dapat memfasilitasi proses pendidikan yang lebih baik dan mendukung kebutuhan logistik secara umum, termasuk kebutuhan mahasiswa dan PT BMU," jelas Fredi Firmansyah dalam wawancara, Jumat, 20 Desember 2024. Pernyataan ini menegaskan komitmen KAI Logistik dalam berkontribusi pada ekosistem pendidikan melalui solusi logistik yang efisien.
Sebagaimana kita ketahui, sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang memiliki kebutuhan logistik yang tinggi. Dalam konteks ini, kerjasama strategis antara KAI Logistik dan Universitas Brawijaya diharapkan dapat memperlancar pergerakan logistik yang mencakup berbagai aktivitas akademik dan non-akademik di lingkungan kampus.
Sementara itu, Dr. Edi Purwanto mengungkapkan optimismenya terhadap kerjasama ini. "Industri logistik saat ini sangat menjanjikan, dan dengan membuka servis point ini, BMU berkesempatan untuk langsung mengelola bisnis logistik yang dapat mendorong komersialisasi usaha dan diversifikasinya," ungkap Dr. Edi, menyatakan bahwa kemitraan ini tidak hanya mendukung kebutuhan logistik akademik tetapi juga menawarkan peluang bisnis yang sangat potensial.
Lebih lanjut, Dr. Edi menyoroti bahwa kerjasama ini menempatkan UB sebagai pionir dalam penerapan layanan logistik yang khusus menyasar sektor pendidikan. Dengan populasi civitas akademika UB yang mencapai sekitar 70 ribu orang, langkah ini membuka akses pada pasar yang sangat potensial dan diversifikasi layanan yang dapat diterapkan di lingkungan universitas.
KAI Logistik tidak hanya melihat ini sebagai misi bisnis, tetapi juga sebagai upaya mendukung aktivitas pendidikan dalam skala yang lebih luas. Universitas Brawijaya dipilih bukan tanpa alasan; selain jumlah mahasiswa yang besar, UB juga memiliki deretan prestasi yang menjadikannya salah satu kampus terkemuka di Indonesia. Dengan demikian, langkah ini dinilai sangat tepat dalam menjawab tantangan logistik di bidang pendidikan.
Kehadiran servis point KAI Logistik di kampus diharapkan mampu memberikan layanan logistik yang lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan universitas, meliputi distribusi barang kebutuhan pendidikan, serta mendukung aktivitas sehari-hari yang memerlukan jasa pengiriman barang dalam waktu singkat.
Langkah ini juga sejalan dengan upaya KAI Logistik untuk semakin ekspansif dalam merajai pasar logistik nasional, dengan terus membuka peluang kerjasama serta inovasi layanan logistik di berbagai sektor. Ke depannya, KAI Logistik berencana untuk memperluas jangkauan kolaborasi serupa dengan universitas lainnya di Indonesia, menjadikan sektor pendidikan sebagai salah satu fokus utama dalam pengembangan bisnis logistik di tanah air.
Dengan adanya terobosan ini, KAI Logistik menunjukkan bahwa mereka siap beradaptasi dengan dinamika pasar yang terus berubah serta berkomitmen penuh dalam mendukung kebutuhan logistik di sektor pendidikan. Kolaborasi dengan Universitas Brawijaya menjadi bukti nyata bahwa KAI Logistik mampu menghadirkan solusi logistik yang sesuai dengan kebutuhan spesifik pelanggannya, membuka peluang bagi integrasi yang lebih dalam antara bisnis dan pendidikan.