Pelni

Pengadaan Tiga Kapal Penumpang Baru oleh PT Pelni: Langkah Besar dengan Investasi Rp4,5 Triliun

Pengadaan Tiga Kapal Penumpang Baru oleh PT Pelni: Langkah Besar dengan Investasi Rp4,5 Triliun
Pengadaan Tiga Kapal Penumpang Baru oleh PT Pelni: Langkah Besar dengan Investasi Rp4,5 Triliun

PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau dikenal dengan PT Pelni, membuat terobosan besar dalam sektor transportasi laut tanah air dengan mengumumkan pengadaan tiga kapal penumpang baru yang menelan biaya total mencapai Rp4,5 triliun. Pengadaan ini diharapkan dapat menjadi solusi atas kebutuhan transportasi laut yang lebih modern dan efisien di Indonesia, mengingat usia rata-rata kapal penumpang yang dimiliki PT Pelni saat ini sudah mendekati 40 tahun.

Proyek ambisius ini telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan pemerintah pusat, yang menegaskan komitmen kedua lembaga tersebut dalam mendukung peremajaan armada kapal nasional. Dengan anggaran sebesar Rp1,5 triliun per kapal, pemerintah pusat akan mencairkan dana awal sebanyak Rp1,5 triliun pada akhir tahun 2024 untuk memulai proyek ini.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Pelni, Anik Hidayati, menyampaikan kabar baik ini saat meninjau KM Kendaga Nusantara 07 di Pelabuhan Kalabahi, Alor, pada Selasa, 17 Desember 2024. "Kami mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) dari Cadangan Investasi Tahun Anggaran 2024 sebesar Rp1,5 triliun ini untuk uang muka pembelian tiga kapal penumpang. Mudah-mudahan pada 31 Desember 2024 sudah bisa dicairkan," ujar Anik.

Proses pengadaan ini bukanlah hal yang instan. Diajukan sejak tahun 2022, usulan tersebut harus melalui serangkaian pembahasan di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Keuangan, hingga akhirnya mendapatkan lampu hijau dari DPR RI. Hal ini menunjukkan bahwa pengadaan kapal baru ini adalah bagian dari strategi jangka panjang PT Pelni dalam rangka menyediakan sarana angkutan laut yang aman dan nyaman bagi masyarakat.

Dengan rata-rata usia 12 dari 26 kapal yang berada di atas 30 tahun, Anik menekankan pentingnya langkah peremajaan armada ini. "Kami membutuhkan alat transportasi kapal yang layak dan efisien untuk dioperasikan," jelas Anik. Proses dari pengajuan, pembuatan hingga pemakaian satu unit kapal penumpang baru memerlukan waktu sekitar tiga tahun. Dengan demikian, jika uang muka dicairkan pada akhir 2024, kapal baru diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2027.

Pengadaan kapal baru oleh PT Pelni ini merupakan yang pertama sejak tahun 2008, saat mereka mendapatkan kapal terbaru yaitu KM Gunung Dempo. "Terakhir kapal terbaru yang dimiliki PT Pelni adalah KM Gunung Dempo pada tahun 2008. Sampai sekarang, 2024, belum ada investasi kapal penumpang baru lagi," ungkap Anik.

Lebih lanjut, PT Pelni bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk melakukan riset mengenai kebutuhan kapal penumpang di Indonesia. Negara kepulauan ini membutuhkan kapal yang cocok untuk beroperasi di berbagai jenis pelabuhan, baik dangkal maupun dalam. "Kami sedang mendalami lagi riset dari UGM untuk melihat kebutuhan kapal di wilayah mana dan menyesuaikannya dengan tipe kapal yang tepat. Dermaga dan kapasitas kapal harus seimbang. Dermaga kecil ya berarti untuk kapal kecil," tandas Anik.

Adapun kapal-kapal yang diprioritaskan untuk diganti adalah yang berusia tertua, termasuk Kapal Umsini dan Kapal Kelimutu yang telah berusia 39 tahun serta Kapal Lawit yang berusia 38 tahun pada tahun 2024 ini. Langkah peremajaan ini diharapkan dapat memperkuat konektivitas dan pertumbuhan ekonomi masyarakat kepulauan, sejalan dengan visi pemerintah Indonesia untuk memperkuat transportasi maritim.

Pengadaan kapal penumpang baru ini bukan hanya investasi bagi PT Pelni, tetapi juga merupakan langkah signifikan dalam meningkatkan infrastruktur transportasi laut Indonesia. Dengan dukungan pemerintah dan riset komprehensif, PT Pelni berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan dan menjawab tuntutan modernisasi dalam industri maritim nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index