Transportasi

110 Juta Orang Siap Melintas, Mangga Gedong Gincu Jadi Fokus Majalengka Sambut Liburan Natal ke Tahun Baru 2025

110 Juta Orang Siap Melintas, Mangga Gedong Gincu Jadi Fokus Majalengka Sambut Liburan Natal ke Tahun Baru 2025
110 Juta Orang Siap Melintas, Mangga Gedong Gincu Jadi Fokus Majalengka Sambut Liburan Natal-Tahun Baru 2025

MAJALENGKA - Liburan Natal dan Tahun Baru 2025 diperkirakan akan menjadi puncak pergerakan masyarakat di wilayah Jawa Barat. Sesuatu yang tak boleh dilewatkan adalah upaya Kabupaten Majalengka menjadikan mangga gedong gincu sebagai primadona lokal. Meskipun kabar utama adalah proyeksi 110 juta orang yang akan melintasi jalur transportasi Jawa Barat selama periode ini, apa yang dilakukan Majalengka untuk mendongkrak produksi unggulan daerah tetap menjadi berita menarik.

Penjabat Bupati Majalengka, Dedi Supandi, menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kapasitas produksi mangga gedong gincu dengan mengusung konsep pertanian berbasis rumah tangga. “Pemkab Majalengka menyiapkan pengembangan produksi mangga gedong gincu berbasis rumah tangga,” ujarnya saat ditemui di Pendopo Bupati Majalengka.

Kabupaten Majalengka yang dikenal dengan kekayaan varietas lokal mangga gedong gincu merasa tertantang dengan capaian daerah lain. Dengan produksi tahunan sekitar 40 ribu ton, Majalengka masih tertinggal dari Indramayu dan Sumedang yang memproduksi 120 ribu ton dan 80 ribu ton. Menyadari potensi yang belum tergali maksimal, strategi baru pun digulirkan.

Mendorong setiap rumah di Majalengka untuk memiliki pohon mangga gedong gincu menjadi salah satu langkah inovatif. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan popularitas mangga gedong gincu yang telah ditetapkan sebagai varietas lokal Majalengka sejak 1995 oleh Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (P2VTP2) Kementerian Pertanian RI.

“Kualitas mangga gedong gincu Majalengka sudah diakui orang luar daerah sebagai yang terbaik meski produksi tahunannya belum optimal,” kata Dedi Supandi, menggambarkan bagaimana potensi lokal ini belum dimanfaatkan secara penuh.

Selain langkah tersebut, upaya lain terkait ekspansi lahan pertanian juga akan dilakukan. Sebanyak 34 hektare lahan baru diproyeksikan untuk menambah kapasitas produksi mangga gedong gincu di Majalengka. Menurut Dedi Supandi, permintaan pasar ekspor yang tinggi adalah salah satu motivasi terbesar untuk terus melakukan pengembangan.

"Kami berharap, upaya-upaya semacam ini bisa meningkatkan produksi mangga gedong gincu yang menjadi varietas lokal dari Kabupaten Majalengka," ia menambahkan.

Konteks pergerakan 110 juta orang yang akan melintasi wilayah Jawa Barat selama liburan juga menarik perhatian karena menuntut kesiapan infrastruktur dan produk lokal. Dalam hal ini, Majalengka mencoba menjadikan keberhasilan produk lokal sebagai salah satu daya tarik.

Bagi pemerintah daerah, ini bukan semata tentang peningkatan produksi, tetapi juga tentang membangun citra dan membangkitkan muruah mangga gedong gincu di tingkat nasional dan internasional. Fokus pada kualitas produk lokal di tengah arus besar pergerakan manusia selama liburan akan menjadi tantangan sekaligus peluang untuk menunjukan kebanggaan lokal.

Majalengka tak hanya bersiap menghadapi peningkatan jumlah penduduk temporer di jalanan, tetapi juga bagaimana memanfaatkan momentum ini untuk menempatkan produk ikoniknya, mangga gedong gincu, di panggung yang lebih luas. Masyarakat lokal diharapkan tidak hanya menjadi saksi tetapi juga pelaku aktif dalam upaya menyongsong masa depan yang lebih sejahtera melalui pertanian berbasis rumah tangga ini.

Dengan banyaknya pengunjung yang melintas, muncul kesempatan emas bagi Majalengka untuk memperkenalkan dan memperluas pasar mangga gedong gincu yang berkualitas unggul ini. Di tengah dinamika dan tantangan itu, Majalengka siap menyambut era baru pengembangan produk lokal yang lebih mengakar dan berdaya saing.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index