JAKARTA - Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta dan salah satu figur publik paling menonjol di Indonesia saat ini, memberikan penghormatan kepada Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang merayakan Milad ke-78. HMI, sebagai salah satu organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia, memegang peranan penting dalam perjalanan Anies selama masa kuliahnya di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Melalui unggahan di media sosial, Anies tampil dalam ilustrasi mengenakan jas hitam, peci, dan sarung hijau yang menjadi simbol khas Islami. Dalam unggahan tersebut, tertulis pesan: "Selamat Milad ke-78 Himpunan Mahasiswa Islam, 5 Februari 2025, dari Anies Baswedan."

Sunarto, mantan Koordinator Komisariat HMI UGM, mengenang awal mula Anies bergabung dengan HMI. "Sejak masuk kuliah di UGM, Anies sudah menunjukkan ketokohan dan kepemimpinannya," ujar Sunarto. Dia menambahkan, teman-teman dari Fakultas Ekonomi, terutama Lukman, mulai mendekati Anies dengan menawarkan dukungan jika hendak aktif di Senat asalkan bergabung dengan HMI.

Liga Mahasiswa Muslim Yogyakarta: Wadah Alternatif Bagi Aktivis

Pada masa itu, Sunarto bersama sejumlah rekannya mendirikan Liga Mahasiswa Muslim Yogyakarta (LMMY) sebagai wadah alternatif karena HMI MPO tidak diizinkan beroperasi secara terbuka. "Di luar HMI, mahasiswa lain juga bergabung dalam gerakan ini. Jadi, LMMY juga menjadi panggung bagi teman-teman intra kampus, termasuk Anies," ungkap Sunarto.

Anies Baswedan, saat itu, dikenal sebagai sosok yang menonjol dalam berbagai kegiatan kampus sebagai aktivis dan Ketua Senat UGM. Sunarto menyebut bahwa Anies memiliki kemampuan diplomasi, orasi, dan cara berpikir yang menonjol serta konsisten dengan ideologi anti-kemapanannya. "Saat itu, ia adalah figur yang paling menonjol hingga terpilih sebagai Ketua Senat UGM," tuturnya.

Dalam dialog yang hangat, Sunarto mengingatkan kembali perjuangan Anies melawan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang masih menjadi isu utama hingga saat ini. "Anies dikenal sebagai penggerak aksi anti-KKN di luar kampus. Salah satunya adalah demonstrasi anti-konglomerasi di BCA," jelas Sunarto.

Peran di Komisariat HMI dan Pengurus Besar HMI

Kiprah Anies di HMI tidak berhenti di tingkat lokal. Ia aktif di Komisariat HMI Fakultas Ekonomi dalam bidang kemahasiswaan dan bahkan menjabat di Pengurus Besar (PB) HMI bagian Bidang Hubungan Internasional. "Ketika menempuh S2 di Amerika Serikat, Anies masih aktif dalam kepengurusan HMI," ujar Sunarto, yang kini menjadi dosen di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Sunarto menegaskan bahwa menurut Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) HMI, meskipun lulus kuliah, seseorang tetap dapat menjabat sebagai pengurus, yang memungkinkan Anies untuk terus berkontribusi meski berada di luar negeri.

Perjalanan Anies Baswedan dalam HMI memberikan gambaran bagaimana ia tumbuh sebagai aktivis mahasiswa yang tidak hanya memiliki visi, tetapi juga memegang teguh prinsip-prinsip yang diyakini. Hal ini membawanya ke panggung kepemimpinan nasional, menjadikannya tokoh yang dihormati dan dikenang dalam lingkungan HMI serta Indonesia pada umumnya.

Dari kiprahnya di HMI, Anies telah membuktikan bahwa semangat dan ideologi yang ia bawa sejak mahasiswa tidak pernah luntur hingga sekarang. "Sejak mahasiswa di HMI hingga kini, ideologi Anies tidak pernah berubah," tegas Sunarto.

Sebagai Dewan Penasihat DPP Jaringan Relawan Nasional (Jarnas) ABW, Sunarto merasa bangga melihat bagaimana Anies terus berkomitmen terhadap nilai-nilai yang dulu diperjuangkan ketika baru melangkahkan kaki di dunia aktivisme. Kisahnya dalam HMI tak hanya menjadi inspirasi bagi rekan-rekan sejawat, tetapi juga generasi muda yang tengah mencari jati diri dalam perjuangan mereka masing-masing.