Prabowo Subianto

Presiden Prabowo Subianto Hadiri Harlah ke 102 Nahdlatul Ulama: Wujud Penghormatan atas Jasa Ulama dan Santri NU

Presiden Prabowo Subianto Hadiri Harlah ke 102 Nahdlatul Ulama: Wujud Penghormatan atas Jasa Ulama dan Santri NU
Presiden Prabowo Subianto Hadiri Harlah ke 102 Nahdlatul Ulama: Wujud Penghormatan atas Jasa Ulama dan Santri NU

JAKARTA - Dalam momentum bersejarah peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama (NU), Presiden Prabowo Subianto hadir menyampaikan sambutannya di acara puncak yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta. Mengusung tema "Bekerja Bersama Umat Untuk Indonesia Maslahat", acara tersebut dihadiri ribuan peserta, mulai dari ulama, santri, hingga pejabat negara.

Dalam pidato sambutannya, Presiden Prabowo memberikan penghormatan yang tulus atas kontribusi besar NU terhadap perjalanan bangsa Indonesia. "Atas nama pribadi dan negara, saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para ulama dan santri NU. Mereka memiliki jasa besar yang tidak ternilai dalam proses lahirnya dan mempertahankan persatuan serta kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ungkap Prabowo.

Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh kenamaan, termasuk Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan Wakil Presiden ke-13, Ma'ruf Amin. Kehadiran para petinggi negara ini semakin menegaskan pentingnya perayaan Harlah kali ini. Selain itu, Rais Aam PBNU, Miftahul Akhyar, dan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, juga turut hadir untuk memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini.

NU, yang telah berusia lebih dari satu abad, terus memainkan peran vital dalam mempromosikan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran di Indonesia. Organisasi ini bukan hanya sekadar simbol dari kearifan lokal, tetapi juga kekuatan sosial yang mendorong persatuan di tengah keragaman bangsa.

"NU selalu berada di garis depan dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan. Dengan dasar ini, Indonesia mampu merawat kemajemukan yang harmonis," lanjut Presiden dalam pidatonya, diiringi tepuk tangan meriah dari para peserta.

Rais Aam Miftahul Akhyar, dalam sambutannya, menegaskan bahwa NU berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam pembangunan bangsa di berbagai bidang. "Kami siap berkolaborasi dengan semua elemen bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang adil, sejahtera, dan bermartabat," tuturnya dengan penuh semangat.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyampaikan pandangannya terkait tantangan global yang dihadapi umat Islam saat ini. Dia menekankan pentingnya pendidikan dan dakwah yang mencerahkan sebagai pilar utama dalam menghadapi persaingan global yang semakin kompetitif.

"NU memiliki tugas besar untuk mengawal umat agar bisa beradaptasi dan menangkap peluang dalam era digital ini," ujarnya.

Acara ini bukan hanya sekadar peringatan ritualis, tetapi juga momen kontemplatif bagi seluruh peserta untuk merenungkan peran strategis NU di masa depan. Kehadiran Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf turut memperkaya diskusi tentang kontribusi nyata yang dapat diberikan NU bagi pembangunan bangsa.

Di sela-sela acara, berbagai pameran dan stan diadakan untuk menampilkan keberhasilan dan inovasi yang telah dicapai oleh komunitas NU di seluruh Indonesia. Mulai dari inovasi pendidikan, ekonomi umat, hingga program pemberdayaan perempuan dan perlindungan lingkungan, semuanya dipersembahkan bagi para pengunjung untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam.

Perayaan Harlah ini diakhiri dengan doa dan harapan agar NU senantiasa menjadi pelopor dalam mengedepankan Islam rahmatan lil 'alamin, yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Sebagai simbol kebangkitan bangsa dan harmoni sosial, NU melalui peringatan ini mengukuhkan posisinya sebagai pilar utama dalam menjaga nilai kebangsaan dan kemanusiaan. Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, diharapkan NU akan terus bergerak maju, mengatasi berbagai rintangan dan tantangan demi Indonesia yang lebih baik.

Dengan demikian, perayaan Harlah ke-102 NU di Istora Senayan menjadi lebih dari sekadar acara seremonial. Ini adalah manifestasi nyata dari persatuan, kerjasama, dan komitmen untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih berdaulat dan berintegritas tinggi. Sebuah perayaan yang tidak hanya meneguhkan identitas keagamaan, tetapi juga visi kebangsaan yang mengedepankan maslahat bersama.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index