Penyeberangan

Cuaca Buruk Terjang Selat Bali, Penyeberangan Gilimanuk sampai Ketapang Alami Penutupan Ganda

Cuaca Buruk Terjang Selat Bali, Penyeberangan Gilimanuk sampai Ketapang Alami Penutupan Ganda
Cuaca Buruk Terjang Selat Bali, Penyeberangan Gilimanuk sampai Ketapang Alami Penutupan Ganda

JAKARTA – Cuaca buruk yang mengguncang wilayah Jembrana dalam beberapa hari terakhir berdampak signifikan terhadap kegiatan penyeberangan di Selat Bali, terutama di jalur strategis Ketapang-Gilimanuk. Kondisi ini memaksa Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk untuk melakukan penutupan sementara hingga dua kali, guna memastikan keselamatan para pengguna jasa di tengah tantangan alam ini.

I Made Ria Fran Dharma Yudha, Pengawas Satuan Pelayanan (Wasatpel) BPTD Pelabuhan Gilimanuk mengungkapkan kepada RRI pada Kamis, 6 Februari 2025, bahwa angin kencang disertai gelombang tinggi menjadi faktor utama di balik penutupan tersebut. "Selama ini sudah dua kali kami melakukan penutupan atau penundaan. Semua ini karena cuaca buruk, terutama angin kencang yang kecepatannya di atas wajar, bahkan mencapai 38-40 knot. Demi keselamatan, kami lakukan penundaan dan baru dibuka kembali saat kondisi sudah normal," kata Ria.

Gangguan Buruk, Keselamatan Jadi Prioritas Menurut laporan BPTD, penutupan pertama berlangsung pada Senin malam, 3 Februari 2025, di mana kecepatan angin melampaui 30 knot yang mengancam keselamatan pelayaran. Jalur penyeberangan tersebut ditutup selama 65 menit, dari pukul 19.25 hingga 20.30 WITA, untuk menjaga keamanan navigasi. Situasi membaik setelahnya, sehingga pelayaran dapat dilanjutkan dengan pengawasan ketat.

Belum lama berselang, kondisi serupa berulang di hari Rabu, 5 Februari 2025, pada pagi hari. Kali ini, selain angin kencang, gelombang tinggi turut berkontribusi terhadap penutupan sementara. Angin berkecepatan 38 knot melebihi batas aman untuk pelayaran, membuat BPTD menutup pelabuhan dari pukul 06.10 hingga 06.50 WITA demi keamanan.

Peringatan dan Kewaspadaan BPTD Pelabuhan Gilimanuk secara tegas mengimbau seluruh pengguna jasa penyeberangan untuk waspada dan patuh terhadap arahan petugas, terutama di kala cuaca tak menentu. "Keselamatan adalah prioritas utama kami," tegas Ria seraya menambahkan informasi bahwa langkah penutupan diambil sebagai tindakan pencegahan.

Masyarakat yang hendak melakukan perjalanan diharapkan aktif memantau perkembangan cuaca guna mengantisipasi kemungkinan gangguan di jalur penyeberangan. Pemahaman akan kondisi cuaca serta kesiapan mental selama perjalanan diharapkan dapat meminimalkan risiko insiden yang tak diinginkan.

Dampak dan Harapan Kedepan Penutupan sementara ini memang membawa dampak terhadap mobilitas masyarakat dan distribusi barang, terutama di kawasan yang bergantung pada jalur ini untuk kegiatan sehari-hari. Namun, dengan pengelolaan tepat dan koordinasi yang baik, diharapkan dampak ini dapat diminimalisir.

Ke depan, BPTD menegaskan komitmennya untuk terus memantau kondisi cuaca dan alam sekitar, sembari berharap cuaca segera bersahabat, sehingga aktivitas penyeberangan dapat kembali normal. Sinergi antar instansi terkait juga terus diperkuat guna mempercepat penanganan situasi kritis semacam ini.

Ria menyampaikan harapan dan pesannya kepada masyarakat, "Kami terus berupaya memberikan pelayanan terbaik dan memastikan keselamatan dalam kondisi apapun. Kami harap semua pihak dapat memahami dan bekerja sama demi kelancaran bersama."

Dengan adanya informasi terkini mengenai penundaan penyeberangan akibat cuaca buruk ini, diharap masyarakat lebih bijak dalam merencanakan perjalanannya. Pemahaman akan situasi dapat membantu mengurangi potensi hambatan dan menjaga keselamatan selama masa perjalanan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index