Infrastruktur

Infrastruktur BSI: Langkah Menuju Bullion Bank dengan Target Pertumbuhan 2025

Infrastruktur BSI: Langkah Menuju Bullion Bank dengan Target Pertumbuhan 2025
Infrastruktur BSI: Langkah Menuju Bullion Bank dengan Target Pertumbuhan 2025

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus menunjukkan ambisinya untuk memperkuat posisinya dalam industri perbankan syariah di Indonesia. Dengan mata tertuju pada tahun 2025, BSI optimistis dapat mencatatkan kinerja pembiayaan yang positif, didorong oleh inovasi dan strategi bisnis yang matang di berbagai segmen.

Direktur Keuangan dan Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho, menyoroti fokus bank pada segmen pembiayaan konsumer, dengan pembiayaan emas menjadi salah satu produk unggulan. "Untuk pembiayaan konsumer, seperti pembiayaan emas, memang tumbuh signifikan di BSI pada tahun 2024. Untuk tahun 2025, kami lebih optimis lagi karena saat ini BSI sedang mengajukan izin untuk menjadi bullion bank," ungkap Cahyo.

Menjadi bullion bank berarti BSI akan berperan penting dalam ekosistem bisnis emas di Indonesia, berdampingan dengan entitas besar lain seperti Pegadaian. Bullion bank memainkan peran strategis dengan menawarkan layanan seperti penyimpanan emas, transaksi emas, serta pengelolaan risiko yang terkait dengan produk-produk berbasis emas.

Proses perizinan bullion bank tengah diupayakan BSI dengan serius, dengan persiapan infrastruktur sebagai langkah yang tak terelakkan. Direktur Kepatuhan dan SDM BSI, Tribuana Tunggadewi, menegaskan komitmen bank dalam hal ini: "Terkait dengan perizinan, BSI memang sudah mengajukan perizinan bullion bank ke OJK. Di samping itu juga secara paralel kami menyiapkan semua infrastrukturnya, agar nanti pada saat perizinan itu terbit, kami semua sudah siap dengan infrastruktur."

Persiapan intensif ini diharapkan akan mempercepat proses dalam memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tribuana menambahkan, "Diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama mungkin bisa diterbitkan perizinannya dari OJK."

Selain fokus pada pembiayaan emas, BSI juga menargetkan pertumbuhan di segmen wholesale yang dianggap sebagai salah satu pilar utama dalam mendorong ekosistem bisnis bank. Layanan seperti payroll menjadi prioritas dalam pengembangan segmen ini. Di tahun 2025, BSI berharap segmen wholesale dapat menyumbang hingga 30 persen dari total pembiayaan bank, meningkat dari komposisi saat ini yang berkisar antara 27-28 persen.

Kolaborasi dengan bank-bank induk seperti BRI, BNI, dan Bank Mandiri, juga memainkan peran penting dalam mendukung langkah strategis BSI. "Kami akan terus tumbuh dengan berkonsolidasi dengan induk kami yang kebetulan merupakan pemain besar di segmen wholesale. Kami beruntung bisa berpartisipasi dalam beberapa transaksi besar dengan nasabah," jelas Cahyo.

Kedepannya, BSI akan terus meningkatkan kualitas layanan dan produk pembiayaannya guna memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam. Ekspansi ini tidak hanya akan memperkuat posisi BSI sebagai salah satu bank syariah terdepan di Indonesia tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi syariah secara keseluruhan.

Langkah BSI untuk mendapatkan status sebagai bullion bank diharapkan akan memberikan nilai tambah bagi sektor perbankan syariah serta memberikan pilihan lebih bagi masyarakat yang ingin berinvestasi melalui instrumen berbasis emas. Dengan infrastruktur yang kuat dan kesiapan regulasi, BSI berharap dapat memenuhi ambisinya menjadi pemimpin di industri ini pada tahun 2025.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index