Anies Baswedan

Mengenal Rumah Joglo Anies Baswedan: Simbol Sejarah dan Filosofi Jawa

Mengenal Rumah Joglo Anies Baswedan: Simbol Sejarah dan Filosofi Jawa
Mengenal Rumah Joglo Anies Baswedan: Simbol Sejarah dan Filosofi Jawa

JAKARTA - Rumah Joglo merupakan ikon arsitektur tradisional Indonesia yang telah melampaui berbagai era dan masih bertahan hingga sekarang. Nama rumah ini diambil dari dua kata, "Tajug" dan "Loro," yang berarti dua gunung, mengandung filosofi mendalam dari adat Jawa. Dahulu, rumah joglo dimiliki oleh raja, bangsawan, dan kaum kaya karena bahan utamanya, kayu jati pilihan, berharga tinggi. Namun, seiring perkembangan zaman, rumah joglo mulai dihargai masyarakat umum sebagai penanda kecintaan pada arsitektur tradisional.

Salah satu tokoh publik yang memiliki rumah joglo adalah Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Rumah joglo milik Anies sering menjadi sorotan karena digunakan sebagai tempat pertemuan dengan warga dan kolega, serta mengandung nilai sejarah yang kental. Rumah ini terletak di kawasan Lebak Bulus dan merupakan peninggalan dari Kiai Hasan Besari, seorang ulama terkenal yang juga pendiri Pondok Pesantren Tegalsari, Ponorogo.

Sejarah Rumah Joglo Anies Baswedan

Bangunan joglo yang kini berdiri di rumah Anies adalah bagian dari pondok pesantren yang dibangun oleh Kiai H. Besari pada tahun 1743, salah satu yang tertua di Jawa. Menurut Anies, dalam sebuah wawancara dengan IDN Times, salah satu kerabatnya menemukan rumah joglo itu dalam kondisi hampir rusak dan akan dijual oleh ahli waris. Anies kemudian memutuskan untuk membeli dan merestorasi bangunan bersejarah itu.

Anies membeli tanah seluas 1.600 meter persegi pada tahun 2009, di mana rumah tinggal keluarganya berdiri. Interiornya banyak memanfaatkan kayu yang semuanya, ujar Anies kepada Detik.com, "dibuat tangan oleh pengrajin, bukan produk pabrikan." Anies memastikan material kayu yang digunakan berasal dari perkebunan, bukan penebangan liar di hutan.

Rumah joglo Anies dikenal dengan tipe Satria Pinayung Lambang Gantung, yang awalnya hanya boleh dimiliki Keluarga Kasunanan Surakarta. Meskipun ditemukan di Ponorogo, rumah ini adalah hadiah dari Pakubuwono II sebagai tanda terima kasih bagi Kiai H. Besari. Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, rumah ini digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat, misalnya pos pembinaan terpadu (posbindu) dan bahkan pernah menjadi lokasi akad nikah.

Desain Modern Berpadu Tradisi

Berbeda dari bagian luar yang kental nuansa tradisional, interior rumah utama Anies menggunakan bahan dan teknik modern yang serasi dengan kayu joglo. Anies menceritakan ke Detik.com, "berada di pembangunan jalan yang sempit, jadi bagian depan rumah dibuat tanpa pagar untuk memberikan ruang lebih bagi kendaraan yang berlalu lalang."

Rumah tersebut mengusung konsep open space dan dilengkapi ruang terbuka hijau, menciptakan kesan lapang dan estetis bila difoto. Filosofi rumah joglo yang menekankan fungsi publik juga dijaga Anies dengan sering mengundang tetangga dan masyarakat untuk berbagai kegiatan sosial.

Pembangunan Joglo di Era Modern

Dalam era modern ini, rumah joglo menjadi lebih terjangkau karena bisa dibangun dengan berbagai jenis kayu yang lebih ekonomis. Pemilihan arsitek yang tepat juga penting untuk memastikan kekuatan dan estetika bangunan. Anies mengapresiasi tiga arsitek kerabatnya—Mamo, Danang, dan Paulus—yang membantunya dalam proyek ini.

Bagi Anda yang tertarik membangun rumah joglo, memahami anggaran adalah kunci. Biaya tergantung pada bahan, ukuran, dan kompleksitas desain. Namun, seperti yang ditunjukkan Anies, nilai dari rumah joglo bukan hanya pada fisiknya, tetapi juga dalam bagaimana bangunan ini menciptakan ruang sosial dan budaya di tengah komunitas.

Rumah joglo Anies Baswedan mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan warisan budaya sambil menyesuaikannya dengan kebutuhan zaman sekarang. Di balik kesederhanaannya, terdapat nilai sejarah dan filosofi yang mendalam, menjadikannya lebih dari sekadar tempat tinggal. Rumah ini menjadi contoh nyata bagaimana warisan budaya dapat diintegrasikan dalam gaya hidup modern sambil mendukung keberlanjutan lingkungan dan sosial.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index