JAKARTA – Kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi massal yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan terus meningkat. Hal ini terbukti dari tingginya minat warga menggunakan transportasi yang dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) Group.
Sepanjang periode Januari hingga November, KAI mencatat kinerja positif dengan melayani hingga 333,3 juta penumpang di wilayah Jabodetabek. "Jumlah ini cukup banyak," ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, di Jakarta, Minggu lalu. Capaian ini, menurut Anne, mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi massal, terutama kereta api.
Statistik Penumpang yang Menjanjikan
Rinciannya, ada 9,7 juta penumpang yang menggunakan layanan kereta jarak jauh dan lokal yang dikelola oleh KAI Daerah Operasi 1 Jakarta. LRT Jabodebek, yang juga merupakan bagian dari layanan KAI, mencatatkan 18,9 juta penumpang. Tambahan lainnya, layanan Whoosh yang dikelola oleh KCIC mencatat 5,4 juta pengguna. Namun, Commuter Line tetap menjadi andalan utama dengan jumlah penumpang yang luar biasa, mencapai 299,3 juta.
Anne menjelaskan, "Efisiensi kereta api dapat dilihat dari kapasitas angkut yang besar. Dalam sekali jalan, satu rangkaian kereta api jarak jauh terdiri dari 8 hingga 14 kereta penumpang, dengan kapasitas hingga 1.120 tempat duduk." Jika dibandingkan dengan kapasitas mobil pribadi yang rata-rata hanya mampu mengangkut 7 orang atau sepeda motor yang hanya untuk 2 orang, satu perjalanan kereta api dapat menggantikan sekitar 160 mobil atau 560 sepeda motor. Ini bukan hanya efisien, tetapi juga berdampak signifikan terhadap pengurangan emisi karbon dan polusi udara di Jabodetabek.
Kontribusi Terhadap Lingkungan dan Rendahnya Emisi
Menurut Anne, seperti disampaikan oleh Kementerian Perhubungan, emisi yang dihasilkan oleh kereta api jauh lebih rendah dibandingkan dengan mobil atau pesawat terbang. "Dalam jarak 200 mil perjalanan, emisi dari mobil atau pesawat bisa sampai lima kali lipat dibandingkan dengan kereta api," ungkap Anne.
Berdasarkan penelitian oleh Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri Inggris yang dikutip dari Our World in Data, emisi setara CO2 per penumpang per kilometer untuk kereta api adalah 41 gram, dibandingkan dengan sepeda motor yang mencapai 103 gram, dan mobil yang mencapai 192 gram. Dengan demikian, perjalanan kereta api hanya menghasilkan 45.920 gram CO2 per kilometer, jauh lebih rendah dibandingkan dengan sepeda motor sebanyak 115.360 gram CO2, dan mobil sebanyak 215.040 gram CO2.
Sebagai contoh, Commuter Line dengan satu rangkaian terdiri dari 8 hingga 12 kereta penumpang memiliki kapasitas maksimal 3.000 pelanggan. Jumlah ini setara dengan menggantikan penggunaan 428 mobil pribadi dan 1.500 sepeda motor. Antusiasme masyarakat untuk beralih ke penggunaan kereta api berperan besar dalam mengurangi emisi CO2. Setiap harinya, penggunaan kereta api berhasil mengurangi sekitar 2.141 ton CO2, dan dalam setahun total pengurangan mencapai sekitar 780.528 ton CO2.
Manfaat untuk Kualitas Udara
Dampak positif ini signifikan terhadap kualitas udara di Jabodetabek, menyumbang udara yang lebih bersih dan sehat untuk masyarakat. "KAI Group terus berkomitmen untuk mendukung kebiasaan masyarakat beralih ke transportasi massal yang lebih ramah lingkungan," jelas Anne lebih lanjut.
Sebagai penutup, dengan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat pada moda transportasi massal seperti kereta api, diharapkan ke depan, pola ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif jangka panjang, baik dari sisi efisiensi transportasi maupun pelestarian lingkungan. Ini juga menjadi bukti nyata kontribusi KAI Group dalam mengurangi polusi kota dan menyediakan solusi transportasi berkelanjutan.