DENPASAR - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bali menyatakan dukungannya terhadap program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur guna mendorong kelancaran arus barang. Tidak hanya terbatas pada jalan tol, namun infrastruktur lainnya diharapkan dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk-produk Bali, khususnya dari sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seperti kerajinan tangan, produk perikanan, dan pertanian.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) ALFI Bali, Anak Agung Bagus Bayu Joni Saputra, yang akrab disapa Gung Bayu Joni. "DPW ALFI Bali siap mendukung dan mengawal apa yang menjadi program kerja pemerintah, terutama infrastruktur dan regulasi yang mendukung kelancaran arus manusia dan arus barang," ujarnya.
Dalam konteks ini, Gung Bayu Joni menekankan pentingnya kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi biaya logistik dan memperlancar arus barang. "Dengan demikian, kita dapat meningkatkan daya saing, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Bali," tambahnya.
Namun, dia juga mengingatkan bahwa prospek bisnis, khususnya ekspor, tidaklah mudah di masa depan. Dinamika global yang terus berkembang, termasuk kebijakan yang diikatkan oleh presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump untuk memberlakukan tarif 100 persen pada negara-negara dalam kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi tantangan tersendiri. "Sekarang saja dollar (AS) sudah naik," jelasnya.
Selain itu, fenomena globalisasi yang beralih ke deglobalisasi dan perang dagang yang terus berlangsung antara Amerika dan China turut memberikan dampak signifikan. "Semua itu tentu ada dampaknya," ujar pengusaha muda asal Kerobokan, Badung ini. Meskipun demikian, Gung Bayu Joni mendapatkan optimisme di tengah tantangan tersebut.
"Seperti ungkapan lama, dalam setiap tantangan selalu ada celah peluang. Celah ini harus bisa dimanfaatkan," ungkapnya penuh semangat seraya menambahkan pentingnya inovasi dan keberanian mengambil risiko. "Kita mesti tak henti berinovasi dan berani mengambil risiko. Tidak menjadi yang terbaik, tetapi menjadi yang pertama."
Salah satu peluang yang diidentifikasi oleh Gung Bayu Joni adalah meningkatnya jumlah penerbangan transit internasional di Bandara Ngurah Rai. Penerbangan dari Australia menuju Singapura atau penerbangan transit lainnya menciptakan tambahan ruang kargo yang dapat digunakan untuk meningkatkan ekspor Bali. Ia melihat bahwa ini juga membuka pintu bagi produk-produk dari luar Bali untuk dikirim melalui Bali. "Jadi itu antara lain peluang yang ada," ujarnya.
Gung Bayu Joni dan ALFI Bali melihat optimisme dalam pengembangan bisnis logistik, khususnya ekspor, sebagai bagian dari upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Bali. "Karena ALFI mendukung program pembangunan infrastruktur dan regulasi yang mendorong perbaikan bisnis logistik," tegasnya.
Dengan dukungan ALFI Bali terhadap program pembangunan infrastruktur dan perhatian pada kebijakan logistik yang lebih baik, diharapkan daya saing produk Bali, terutama dari sektor UMKM, akan semakin meningkat. Inisiatif ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Bali, dengan melibatkan berbagai pelaku usaha di dalamnya.