Harga Batu Bara Pekan Ketiga September 2025 Berbalik Naik

Senin, 22 September 2025 | 08:03:27 WIB
Harga Batu Bara Pekan Ketiga September 2025 Berbalik Naik

JAKARTA - Pergerakan harga batu bara sepanjang pekan ketiga September 2025 menarik perhatian pelaku pasar. Setelah sempat tertekan akibat melimpahnya pasokan global, komoditas energi ini akhirnya mampu mencatat penguatan tipis secara mingguan.

Namun, kondisi pasar batu bara masih menyisakan tanda tanya. Kenaikan harga lebih banyak dipandang sebagai bentuk technical rebound ketimbang sinyal penguatan yang konsisten. Faktor fundamental justru masih menunjukkan tekanan yang cukup besar.

Kinerja Harga Batu Bara Mingguan

Pada perdagangan Jumat, 19 September 2025, harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan depan ditutup di level US$ 103,35 per ton. Angka tersebut tidak berubah dibandingkan posisi sehari sebelumnya.

Meskipun stagnan di akhir pekan, sepanjang periode 15–19 September 2025, harga batu bara berhasil menorehkan kenaikan sebesar 2,63% secara point-to-point. Angka ini menandakan ada perbaikan setelah sebelumnya harga terus tertekan.

Sayangnya, jika dilihat lebih luas, batu bara masih terkoreksi lebih dari 7% dalam sebulan terakhir. Dengan kata lain, penguatan mingguan belum cukup kuat untuk menghapus tren pelemahan jangka menengah.

Faktor Fundamental yang Menekan Harga

Pasokan berlebih menjadi salah satu alasan utama kenapa harga batu bara sulit bergerak naik secara signifikan. Kondisi ini terutama dipicu oleh produksi besar-besaran di China, negara yang sekaligus berperan sebagai produsen dan konsumen batu bara terbesar dunia.

Tingginya produksi domestik membuat harga di pasar lokal China menurun. Pada Agustus 2025, harga batu bara sempat bertengger di atas CNY 700 per ton, seiring lonjakan permintaan listrik dari penggunaan pendingin ruangan saat musim panas.

Namun, memasuki September, permintaan mereda, sementara produksi tetap tinggi. Akibatnya, harga turun kembali dan diperkirakan akan stagnan hingga memasuki musim dingin mendatang. Kondisi ini jelas menjadi tekanan tambahan bagi harga batu bara global.

Analisis Teknikal Harga Batu Bara

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana proyeksi harga batu bara di pekan ini? Apakah rebound masih berlanjut atau justru harga kembali tertekan?

Jika dilihat dari sudut pandang teknikal pada kerangka waktu mingguan (weekly time frame), batu bara masih berada di zona bearish. Hal ini tercermin dari indikator Relative Strength Index (RSI) yang tercatat di level 38. Posisi RSI di bawah 50 mengindikasikan tren pelemahan masih mendominasi.

Menariknya, indikator Stochastic RSI berada di level 7. Angka ini sudah jauh di bawah batas 20, yang berarti kondisi batu bara tergolong jenuh jual (oversold). Situasi seperti ini biasanya membuka peluang terjadinya rebound harga dalam jangka pendek.

Level Penting untuk Pekan Ini

Dalam perdagangan pekan ini, target resisten terdekat yang bisa diuji harga adalah US$ 106 per ton. Level ini bertepatan dengan posisi Moving Average (MA) 5. Jika level tersebut berhasil ditembus, maka target berikutnya berada di kisaran MA-10 di US$ 109 per ton.

Resisten lanjutan diproyeksikan ada di rentang US$ 114 hingga US$ 124 per ton. Namun, pencapaian level tersebut akan sangat bergantung pada dukungan sentimen positif dari sisi fundamental.

Sementara itu, dari sisi bawah, target support terdekat berada di US$ 102 per ton yang berperan sebagai pivot point. Jika tekanan jual meningkat, harga berisiko menguji level psikologis US$ 100 per ton. Bahkan, dalam skenario pesimistis, harga bisa turun hingga US$ 98 atau bahkan US$ 93 per ton.

Pergerakan harga batu bara sepanjang pekan lalu memang menunjukkan adanya penguatan, tetapi belum mampu menghapus tren pelemahan dalam sebulan terakhir. Kenaikan tipis lebih banyak dipandang sebagai technical rebound ketimbang sinyal pembalikan tren.

Dengan kondisi pasokan global yang masih melimpah, terutama dari China, harga batu bara cenderung sulit untuk melejit secara signifikan. Namun, indikator teknikal memberi ruang terjadinya rebound jangka pendek.

Bagi pelaku pasar, level-level resisten dan support pekan ini menjadi kunci untuk memantau arah pergerakan selanjutnya. Harga batu bara masih berpeluang naik, tetapi risiko koreksi tetap terbuka lebar.

Terkini