Sampoerna Agro

Sampoerna Agro Fokus Restrukturisasi Usaha Lewat Divestasi NSP

Sampoerna Agro Fokus Restrukturisasi Usaha Lewat Divestasi NSP
Sampoerna Agro Fokus Restrukturisasi Usaha Lewat Divestasi NSP

JAKARTA - PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) mengambil langkah strategis dengan melepas kepemilikan penuh pada PT National Sago Prima (NSP). Aksi korporasi ini dilakukan melalui dua entitas anak usaha, yaitu PT Sampoerna Bio Fuels (SBF) dan PT Sungai Menang (SM), yang selama ini menjadi pemegang saham NSP.

Corporate Secretary SGRO, Eris Ariaman, menjelaskan bahwa SBF menguasai 2,83 juta saham atau setara 99,65% modal ditempatkan dan disetor di NSP. Sementara itu, SM menggenggam 9.800 saham atau sekitar 0,35%. Dengan demikian, total kepemilikan SGRO di NSP melalui kedua anak usahanya mencapai 100%.

Proses Divestasi dan Dampaknya

Dalam rencana divestasi ini, SBF dan SM akan mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya di NSP. Eris memastikan bahwa aksi ini tidak akan memengaruhi kinerja operasional maupun keberlangsungan usaha SGRO.

“SBF dan SM berencana untuk mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya pada NSP yang mewakili 100% dari modal ditempatkan dan disetor pada NSP,” ujar Eris.

Manajemen NSP sendiri mengonfirmasi bahwa saat ini terdapat rencana pengambilalihan saham oleh investor yang berminat. Apabila rencana tersebut terealisasi, maka akan terjadi perubahan pengendali, dengan investor baru menjadi mayoritas pemegang saham sekaligus pemilik kendali.

Profil National Sago Prima

NSP merupakan perusahaan yang bergerak dalam kegiatan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu. Sampai semester I/2025, NSP tercatat memiliki total aset senilai Rp520,03 miliar.

Meski asetnya cukup besar, kontribusi NSP dalam ekosistem bisnis SGRO dinilai tidak lagi sejalan dengan fokus utama perseroan. Hal inilah yang mendorong manajemen untuk melepas kepemilikan, sehingga SGRO dapat lebih terkonsentrasi pada sektor perkebunan kelapa sawit dan bioenergi yang menjadi inti bisnis.

Rumor Penjualan Saham SGRO

Langkah divestasi NSP muncul di tengah kabar bahwa Keluarga Sampoerna tengah mempertimbangkan penjualan mayoritas kepemilikan saham di SGRO.

Informasi yang beredar menyebutkan bahwa keluarga ini bekerja sama dengan penasihat keuangan melalui Twinwood Family Holding Ltd., entitas yang mengendalikan SGRO dengan kepemilikan mencapai 1,19 miliar saham atau setara 65,72% per akhir Agustus 2025.

Meski demikian, penerima manfaat akhir dari kepemilikan tersebut tetap Putera Sampoerna, tokoh bisnis yang pernah memiliki PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP). Perkiraan nilai transaksi disebut berada di kisaran US$500 juta hingga US$700 juta untuk kepemilikan SGRO di Bursa Efek Indonesia.

Arah Strategi Sampoerna Agro

Rencana pelepasan NSP dan rumor penjualan saham induk memberi gambaran bahwa SGRO tengah melakukan penataan besar-besaran pada portofolio bisnisnya.

Manajemen menilai, dengan fokus pada lini usaha inti, perseroan dapat meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan profitabilitas. Divestasi NSP menjadi bagian dari langkah restrukturisasi, agar modal dan sumber daya bisa lebih diarahkan pada sektor yang memberikan nilai tambah lebih besar.

Strategi ini juga diperkirakan akan memperkuat daya saing SGRO di tengah dinamika industri perkebunan dan energi terbarukan yang semakin kompetitif.

Laba Melonjak di Semester Pertama 2025

Di sisi lain, performa keuangan SGRO menunjukkan tren positif. Laporan keuangan semester I/2025 mencatat laba bersih mencapai Rp538 miliar, melonjak signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan laba tersebut didorong oleh perbaikan harga komoditas serta peningkatan efisiensi di lini operasional. Hasil ini menjadi modal kuat bagi SGRO untuk melakukan langkah strategis, termasuk divestasi aset non-inti seperti NSP.

Restrukturisasi untuk Pertumbuhan Jangka Panjang

Manajemen SGRO menekankan bahwa restrukturisasi portofolio usaha bukan sekadar upaya jangka pendek, melainkan strategi jangka panjang. Dengan fokus pada core business, perseroan berharap dapat memperkuat pondasi bisnis dan memperluas peluang pertumbuhan ke depan.

Langkah ini juga sejalan dengan tren global di sektor agribisnis, di mana perusahaan lebih memilih untuk berkonsentrasi pada bisnis utama yang memiliki keunggulan kompetitif.

Divestasi National Sago Prima oleh Sampoerna Agro menandai babak baru dalam restrukturisasi usaha perseroan. Dengan melepas kepemilikan penuh, SGRO dapat mengalihkan perhatian pada sektor inti yang lebih menjanjikan.

Meskipun rumor penjualan mayoritas saham SGRO oleh keluarga Sampoerna turut mewarnai dinamika, manajemen menegaskan bahwa fokus utama tetap pada penciptaan nilai jangka panjang.

Ke depan, langkah-langkah ini diharapkan memperkuat posisi Sampoerna Agro sebagai salah satu pemain utama di industri perkebunan dan energi terbarukan, sekaligus menjaga keberlanjutan bisnis di tengah tantangan pasar global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index