JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk tengah mempercepat proses perbaikan tujuh gerbang tol yang mengalami kerusakan parah usai insiden pembakaran massa pada Agustus 2025 lalu. Meski kondisi tersebut sempat menimbulkan gangguan lalu lintas, perseroan menargetkan seluruh perbaikan selesai pada awal Oktober 2025.
Corporate Secretary sekaligus Chief Administration Office Jasa Marga, Ari Wibowo, menegaskan bahwa pelayanan jalan tol dalam kota harus tetap berjalan lancar meski proses rehabilitasi berlangsung. “Ditargetkan selesai pada awal Oktober 2025,” ujarnya dalam keterangannya, Senin, 29 September 2025.
Fokus utama bulan ini adalah penyelesaian gerbang tol Senayan dan Semanggi 1. Sementara lima gerbang lainnya—Pejompongan, Semanggi 2, Kuningan 1, Slipi 1, dan Slipi 2—direncanakan rampung di awal bulan depan.
Antisipasi Kemacetan Selama Perbaikan
Kerusakan pada tujuh gerbang tol sempat menimbulkan kepadatan lalu lintas di sejumlah ruas utama. Namun, sejak akhir Agustus 2025, Jasa Marga menurunkan Mobile Reader untuk membantu kelancaran transaksi pengguna. Hasilnya, seluruh gardu tol otomatis bisa kembali berfungsi pada 10 September 2025.
Meski begitu, perbaikan dilakukan sesuai tingkat kerusakan masing-masing gerbang. Pada titik yang rusak berat, dilakukan konstruksi besar yang mengharuskan adanya penutupan gerbang sementara. “Penutupan GT sementara untuk menjamin keselamatan pengguna jalan,” kata Ari.
Langkah ini diambil agar pengguna jalan tetap aman, meskipun berdampak pada pengalihan arus lalu lintas. Perusahaan memastikan semua pengguna mendapat informasi yang cukup mengenai kondisi lapangan.
Jadwal Penutupan Gerbang Tol
Beberapa gerbang tol sempat ditutup penuh pada akhir September 2025 untuk mempercepat pengerjaan. Tercatat, pada 23–25 September 2025, gerbang tol Semanggi 1, Slipi 1, Slipi 2, dan Kuningan 1 ditutup mulai pukul 23.00 hingga 06.00.
Sementara gerbang Pejompongan ditutup lebih lama, yaitu mulai 23 September hingga 4 Oktober 2025. Setelah itu, pola penutupan bersifat parsial sesuai kebutuhan lapangan.
“Untuk kegiatan perbaikan minor, gerbang tol tetap beroperasi secara normal sejak 25 September 2025,” jelas Ari. Hal ini dilakukan agar pengguna jalan tetap memiliki akses memadai tanpa harus menunggu terlalu lama.
Koordinasi dengan Pemangku Kepentingan
Untuk meminimalisasi dampak dari penutupan gerbang, Jasa Marga melakukan koordinasi intensif dengan berbagai pihak. Kementerian Pekerjaan Umum, Kepolisian, dan pemangku kepentingan terkait dilibatkan dalam menyusun strategi pengalihan arus lalu lintas.
Selain itu, informasi penutupan disebarkan melalui kanal komunikasi resmi Jasa Marga. Kondisi lalu lintas pun diumumkan secara real-time, sehingga pengguna jalan bisa menyiapkan rute alternatif sebelum memasuki tol.
Saat penutupan berlangsung, petugas juga mengarahkan kendaraan ke gerbang tol terdekat. Hal ini menjadi bagian dari upaya menjaga kelancaran arus kendaraan agar tidak menimbulkan penumpukan.
Dampak Terhadap Operasional dan Keuangan
Ari menegaskan bahwa perbaikan gerbang tol tidak memberikan dampak signifikan terhadap pendapatan perseroan. Menurutnya, volume lalu lintas yang ada tetap dapat terakomodasi dengan memanfaatkan gerbang tol alternatif yang tersedia.
“Mengingat volume lalu lintas secara keseluruhan masih dapat terakomodasi melalui gerbang tol alternatif yang tersedia,” kata Ari.
Hal ini menunjukkan bahwa meski ada gangguan sementara, Jasa Marga tetap menjaga kinerja operasionalnya agar tidak menurunkan kepercayaan masyarakat. Perusahaan juga memastikan kondisi keuangan tetap positif hingga akhir tahun 2025.
Menjaga Kepercayaan Pengguna Jalan
Insiden yang menimpa tujuh gerbang tol tentu menjadi tantangan besar bagi Jasa Marga. Namun, langkah cepat berupa pengoperasian Mobile Reader, koordinasi lintas instansi, serta pengaturan lalu lintas membuat pelayanan tetap berjalan.
Bagi pengguna jalan, keberlanjutan layanan jauh lebih penting daripada lamanya masa perbaikan. Dengan perencanaan matang dan komunikasi yang jelas, Jasa Marga berusaha menjaga kepercayaan pelanggan di tengah situasi yang menuntut banyak penyesuaian.
Harapan ke Depan
Dengan target perbaikan selesai pada awal Oktober 2025, Jasa Marga berharap seluruh gerbang tol dapat kembali beroperasi normal. Penyelesaian ini diharapkan mampu mengembalikan kenyamanan berkendara sekaligus memperkuat pelayanan jalan tol yang menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat perkotaan.
Langkah cepat dan strategi terukur menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada manajemen krisis lalu lintas. Dengan begitu, dampak kerusakan gerbang tol bisa ditekan seminimal mungkin, sementara pelayanan publik tetap optimal.