KPR

Pembelian Rumah di Bali Dominan Lewat KPR, Harga Properti Terus Naik

Pembelian Rumah di Bali Dominan Lewat KPR, Harga Properti Terus Naik
Pembelian Rumah di Bali Dominan lewat KPR, Harga Properti Terus Naik

DENPASAR – Pasar properti residensial di Bali mengalami peningkatan harga yang signifikan pada triwulan III 2024. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) menunjukkan lonjakan sebesar 104,53, mencerminkan tren naiknya harga di sektor ini. Data ini merupakan hasil dari Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Provinsi Bali.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, R. Erwin Soeriadimadja, mengungkapkan bahwa pertumbuhan IHPR saat ini paling banyak dipengaruhi oleh kenaikan harga bangunan. "Pertumbuhan IHPR pada triwulan III 2024 mayoritas dipengaruhi kenaikan harga bangunan," ujar Erwin. Survei SHPR, yang dilakukan secara triwulanan, melibatkan berbagai pengembang proyek perumahan di Bali dan mencakup data harga jual serta jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual selama periode tersebut.

Lebih lanjut, survei yang melibatkan 43 responden dari kalangan pengembang menunjukkan bahwa mayoritas pengembang, yakni 43 persen, mengaitkan kenaikan harga rumah dengan meningkatnya biaya pembangunan. Data ini juga mengungkap bahwa rumah tipe menengah menjadi yang paling banyak terjual dengan pangsa pasar sebesar 45 persen, diikuti oleh rumah tipe kecil dengan 37 persen.

Meskipun pasar properti residensial di Bali terus berkembang, Erwin mencatat adanya beberapa faktor yang menghambat perkembangan lebih lanjut dari sektor ini. Faktor-faktor tersebut meliputi suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), besaran uang muka, proses perizinan yang birokratis, serta kenaikan harga bahan bangunan. "Meskipun ada pertumbuhan, berbagai faktor seperti suku bunga KPR dan kenaikan bahan bangunan masih menjadi tantangan bagi perkembangan pasar properti di Bali," tambah Erwin.

Survei ini juga menyoroti sumber pembiayaan pembangunan properti di Bali. Sebanyak 44 persen dari pembiayaan bersumber dari perbankan, 47 persen berasal dari dana pengembang sendiri, dan 9 persen sisanya berasal dari uang muka pembeli. Ini menunjukkan bahwa sumber pendanaan internal dari pengembang masih dominan dalam membiayai proyek-proyek properti residensial.

Mayoritas pembelian rumah primer di Bali dilakukan melalui skema KPR, yang mencakup 65 persen dari total transaksi. Skema pembayaran lainnya seperti Cash Bertahap dan Cash Keras masing-masing menyumbang 33 persen dan 2 persen dari total penjualan. Ini mengindikasikan bahwa konsumen lebih mengandalkan kredit perbankan untuk memenuhi kebutuhan perumahan mereka. Skema KPR menawarkan solusi bagi banyak pembeli yang membutuhkan cicilan jangka panjang untuk memudahkan kepemilikan rumah.

Peningkatan harga properti di Bali memang menimbulkan tantangan, namun skema pembiayaan seperti KPR tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang ingin membeli rumah di tengah meningkatnya biaya pembangunan. Hal ini terutama penting mengingat kenaikan harga bahan bangunan dan perizinan yang sering kali menjadi penghalang dalam pengembangan proyek baru. Para pengembang dan pembeli di Bali diharapkan dapat menavigasi tantangan ini dengan bijaksana untuk menjaga pertumbuhan pasar properti yang sehat dan berkelanjutan.

Melihat perkembangan ini, penting bagi pihak terkait untuk terus memantau tren di sektor properti dan berupaya menciptakan kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor ini. Penurunan suku bunga KPR, penyesuaian besaran uang muka, serta penyederhanaan proses perizinan bisa menjadi beberapa langkah strategis yang perlu dipertimbangkan untuk mendorong pertumbuhan yang lebih baik di pasar properti Bali.

Meskipun sektor properti residensial di Bali menghadapi sejumlah tantangan, permintaan yang tinggi serta penggunaan skema KPR yang dominan menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan di masa depan. Dengan adanya upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk mengatasi kendala yang ada, diharapkan pasar properti Bali akan terus tumbuh menjadi lebih kuat dan inklusif, memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat maupun pelaku bisnis di Pulau Dewata.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index